Three Spaniard
Starting :
Marc Marquez as himself
Jorge Lorenzo as himself
Dani Pedrosa as himself
Sasha Pieterse as Amanda
Chloe Moretz as Karen
Valentino Rossi as himself
Scott Redding as himself
Andrea Iannone as himself
Terinspirasi dari cerita The Adventurous Adventures of One Direction karya Mark Pasrsons dan Supernova (?) karya Dee.
#PELURU 1
Spanyol patut berbangga karena memiliki 3 agen yang telah
membuat semua warganya merasa aman. Mereka terdiri dari tiga pemuda tampan,
yaitu Marc Marquez, Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo. Mereka bertiga adalah
mata-mata Spanyol yang dipimpin oleh Dorna. Mereka telah menyelesaikan berbagai
misi, dari yang termudah samapai yang tersulit.
Namun ini adalah masa-masa paceklik bagi mereka bertiga
karena tidak mendapatkan misi apapun. Di sebuah café yang biasa mereka kunjungi
mereka berkumpul, mengeluh tentang penjahat yang mungkin telah kehabisan akal
untuk mengganggu ketenangan masyarakat Spanyol.
“Tidak ada keributan, tidak ada penjahat, tidak ada panggilan
dari Dorna. Hah hari-hari ku ini seperti sayur tanpa garam saja,” ujar Jorge
menenggak minumannya. Dani Pedrosa mengangguk membenarkan. Marc Marquez
mata-mata yang paling muda dari mereka bertiga bangkit dari duduknya.
“Mau kemana Marc?” tanya Dani.
“Nge date,” jawabnya ringan. Seniornyapun saling berpandangan
dan tertawa. Marc menatap keduanya dengan tatapan heran. “Apa? Memang ada yang
lucu?” Jorge berhenti tertawa, “memang ada yang mau nge date denganmu?” “ada,”
jawab Marc. “Sudah ya nanti aku terlambat. Bye,” tambah Marc sebari meninggalkan
seniornya yang tertawa kembali.
Setelah Marc menghilang dari Café tersebut merekapun berhenti
tertawa. “Tinggal kita berdua,” ujar Dani menghela napas. “Yap.”
“Bagaimana kita sejenak meninggalkan dunia mata-mata?”
Jorge mengkerutkan keningnya tak menerti apa yang dikatakan
oleh Dani. “Maksudmu?” Danipun menyenderkan punggungnya. “Kita lupakan kalau
kita ini adalah agen mata-mata. Kita kembali ke kehidupan normal kita. kita
mulai untuk ngedate seperti Marc atau berkeluarga,” “tunggu dulu. Maksudmu
kehidupan kita ini tidak normal, begitu?” Dani mengangkat bahunya.
Jorge bangkit dan untuk yang terakhir kalinya lelaki itu
menenggak minumannya. “Aku tidak akan meninggalkan dunia mata-mataku Dani.
Sekarang aku akan ke Dorna menanyakan apakah kita memiliki misi atau tidak.”
Danipun bangkit dan memakai jaketnya.
“Kau mau kemana?” tanya Jorge.
“Aku ikut denganmu.”
Jorge diam sebentar. “Kau tidak usah ikut saja, biar aku yang
menghadap Dorna sendirian,” ujar Jorge meninggalkan Dani yang melongo.
Danipun duduk kembali dan menatap dua kursi kosong bekas Marc
dan Jorge. “Okey sekarang tinggal aku sendiri.”
***
Di sebuah Restoran yang menyajikan makanan khas Jepang itu
mereka makan. Keduannya Nampak berbincang-bincang. Mata mereka berdua
menyiratkan mereka menyukai satu sama lain.
“Kau suka dengan makanan khas Jepang?” tanya Marc.
Gadis yang bernama Amanda itupun mengangguk dan melahap
sushinya. Marc mengernyitkan keningnya. Lelaki itu tak menyukai apa yang
dimakan oleh orang dihadapannya. Masalahnya daging sushi itu adalah daging
mentah, rasanya mual saja memakan makanan yang mentah.
“Kau mau coba?” tanya gadis tersebut menyodorkan sepiring
sushi. Marc menggeleng. Gadis itu memegang lengan Marc dan berkata, “ini tidak
beracun kok,” Marc terkekeh dan mencoba memakan sushi.
Makanan itu dikunyah oleh Marc pelan-pelan sebari
membayangkan rasanya. “Bagaimana? Enakkan?” “boleh juga,” sahut Marc. Gadis itu
tersenyum dan memakan sushinya kembali.
***
Jorge mengetuk ruangan Dorna tetapi tak ada jawabannya. Lelaki
itupun memutar kenop pintu dan ternyata tidak dikunci. Dengan langkah mantap
diapun masuk keruang kerja atasannya tersebut.
Sepi tak ada siapa-siapa, hanya ada berkas yang berserakan di
atas meja Dorna saja. Karena penasaran dengan isi berkas tersebut, diapun
melangkah lebih dekat pada meja Dorna. Baru saja dia melihat kop surat dari
berkas itu, atasannya datang sebari berdeham.
“Kau mau apa Jorge?”
Jorge berbalik dan salah tingkah. “Ah ini aku hanya ingin
menanyakan kepadamu tentang tugas kami. Apakah ada tugas?” Dorna menghampiri
Jorge dan menatapnya lekat.
“Sudah kubilang beberapa kali Jorge, kali ini Spanyol aman. Tidak ada lagi kerusuhan yang terjadi. Sudahlah sebaiknya kalian istirahat,” “tapi sampai kapan?”
“Sudah kubilang beberapa kali Jorge, kali ini Spanyol aman. Tidak ada lagi kerusuhan yang terjadi. Sudahlah sebaiknya kalian istirahat,” “tapi sampai kapan?”
Lelaki paruh baya itupun duduk dikursinya dan membereskan
berkas yang berserakan di atas mejanya. “Tunggu
perintahku,” Jorge menghela napas berat. “Aku harap kami tidak menunggu lama
untuk mendengar perintahmu.”
Kring…Kring…
“Eum Jorge bisakah tinggalkan aku sebentar?” ujar Dorna. Jorge
mengangguk dan meninggalkan Dorna yang sedang mengangkat teleponnya.
***
Marc memandangi punggung Amanda yang semakin menjauh. Gadis itu
menolak untuk diantarkan pulang dengan alasan takut dimarahi oleh Ayahnya. Setelah
gadis itu berbelok Marc membalikan badannya dan terkejut dengan seseorang yang
sudah ada dihadapannya.
“Dani! Kau mengagetkanku,” ujar Marc mengelus-ngelus dada.
“Aku tak menyangka bisa bertemu denga kau disini Marc.”
Marc melihat kesekeliling, mencari sosok seseorang. “Jika kau
mencari Jorge dia tidak bersamaku,” Marc menatap Dani dan mengisyaratkan untuk
melanjutkan perjalanan pulang bersama-sama. “Kemana dia?” “dia pergi kepada
Dorna menanyakan apakah ada tugas untuk kita.” Marc geleng-geleng kepala, “sudah
jelas Dorna berkata bahwa Spanyol kali ini aman dan tidak ada tugas untuk kita.”
Dani mengangguk. “Entahlah, sepertinya dia bosan dengan tidak melakukan tugas.”
Beep..beep..
Ponsel mereka berbunyi. Setelah membaca pesan singkat, keduanya
menatap satu sama lain.
S.O.S
Temui aku di café Lopez.
Sekarang!
-JL
Bergitulah isi teks tersebut.
bersambung.....
typonya hati-hati kaka
BalasHapusokey hehe
Hapusmakasih udah ngoreksi gipeh...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKak, aku baru baca. cerita nya bagus kak.
BalasHapususahain lanjutin ya ceritanya kak.