Minggu, 20 April 2014

Three Spaniard #1 (Fanfiction)



Three Spaniard




Starting :
Marc Marquez as himself
Jorge Lorenzo as himself
Dani Pedrosa as himself
Sasha Pieterse as Amanda
Chloe Moretz as Karen 
Valentino Rossi as himself
Scott Redding as himself
Andrea Iannone as himself

Terinspirasi dari cerita The Adventurous Adventures of One Direction karya Mark Pasrsons dan Supernova (?) karya Dee.

#PELURU 1

Spanyol patut berbangga karena memiliki 3 agen yang telah membuat semua warganya merasa aman. Mereka terdiri dari tiga pemuda tampan, yaitu Marc Marquez, Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo. Mereka bertiga adalah mata-mata Spanyol yang dipimpin oleh Dorna. Mereka telah menyelesaikan berbagai misi, dari yang termudah samapai yang tersulit.

Namun ini adalah masa-masa paceklik bagi mereka bertiga karena tidak mendapatkan misi apapun. Di sebuah café yang biasa mereka kunjungi mereka berkumpul, mengeluh tentang penjahat yang mungkin telah kehabisan akal untuk mengganggu ketenangan masyarakat Spanyol.

“Tidak ada keributan, tidak ada penjahat, tidak ada panggilan dari Dorna. Hah hari-hari ku ini seperti sayur tanpa garam saja,” ujar Jorge menenggak minumannya. Dani Pedrosa mengangguk membenarkan. Marc Marquez mata-mata yang paling muda dari mereka bertiga bangkit dari duduknya. 

“Mau kemana Marc?” tanya Dani.

“Nge date,” jawabnya ringan. Seniornyapun saling berpandangan dan tertawa. Marc menatap keduanya dengan tatapan heran. “Apa? Memang ada yang lucu?” Jorge berhenti tertawa, “memang ada yang mau nge date denganmu?” “ada,” jawab Marc. “Sudah ya nanti aku terlambat. Bye,” tambah Marc sebari meninggalkan seniornya yang tertawa kembali.

Setelah Marc menghilang dari Café tersebut merekapun berhenti tertawa. “Tinggal kita berdua,” ujar Dani menghela napas. “Yap.” 

“Bagaimana kita sejenak meninggalkan dunia mata-mata?”

Jorge mengkerutkan keningnya tak menerti apa yang dikatakan oleh Dani. “Maksudmu?” Danipun menyenderkan punggungnya. “Kita lupakan kalau kita ini adalah agen mata-mata. Kita kembali ke kehidupan normal kita. kita mulai untuk ngedate seperti Marc atau berkeluarga,” “tunggu dulu. Maksudmu kehidupan kita ini tidak normal, begitu?” Dani mengangkat bahunya.

Jorge bangkit dan untuk yang terakhir kalinya lelaki itu menenggak minumannya. “Aku tidak akan meninggalkan dunia mata-mataku Dani. Sekarang aku akan ke Dorna menanyakan apakah kita memiliki misi atau tidak.”

Danipun bangkit dan memakai jaketnya. 

“Kau mau kemana?” tanya Jorge. 

“Aku ikut denganmu.”

Jorge diam sebentar. “Kau tidak usah ikut saja, biar aku yang menghadap Dorna sendirian,” ujar Jorge meninggalkan Dani yang melongo. 

Danipun duduk kembali dan menatap dua kursi kosong bekas Marc dan Jorge. “Okey sekarang tinggal aku sendiri.”
                                                                        ***
Di sebuah Restoran yang menyajikan makanan khas Jepang itu mereka makan. Keduannya Nampak berbincang-bincang. Mata mereka berdua menyiratkan mereka menyukai satu sama lain.
“Kau suka dengan makanan khas Jepang?” tanya Marc.

Gadis yang bernama Amanda itupun mengangguk dan melahap sushinya. Marc mengernyitkan keningnya. Lelaki itu tak menyukai apa yang dimakan oleh orang dihadapannya. Masalahnya daging sushi itu adalah daging mentah, rasanya mual saja memakan makanan yang mentah.

“Kau mau coba?” tanya gadis tersebut menyodorkan sepiring sushi. Marc menggeleng. Gadis itu memegang lengan Marc dan berkata, “ini tidak beracun kok,” Marc terkekeh dan mencoba memakan sushi.

Makanan itu dikunyah oleh Marc pelan-pelan sebari membayangkan rasanya. “Bagaimana? Enakkan?” “boleh juga,” sahut Marc. Gadis itu tersenyum dan memakan sushinya kembali.
                                                                        ***
Jorge mengetuk ruangan Dorna tetapi tak ada jawabannya. Lelaki itupun memutar kenop pintu dan ternyata tidak dikunci. Dengan langkah mantap diapun masuk keruang kerja atasannya tersebut.

Sepi tak ada siapa-siapa, hanya ada berkas yang berserakan di atas meja Dorna saja. Karena penasaran dengan isi berkas tersebut, diapun melangkah lebih dekat pada meja Dorna. Baru saja dia melihat kop surat dari berkas itu, atasannya datang sebari berdeham.

“Kau mau apa Jorge?”

Jorge berbalik dan salah tingkah. “Ah ini aku hanya ingin menanyakan kepadamu tentang tugas kami. Apakah ada tugas?” Dorna menghampiri Jorge dan menatapnya lekat. 

“Sudah kubilang beberapa kali Jorge, kali ini Spanyol aman. Tidak ada lagi kerusuhan yang terjadi. Sudahlah sebaiknya kalian istirahat,” “tapi sampai kapan?”

Lelaki paruh baya itupun duduk dikursinya dan membereskan berkas  yang berserakan di atas mejanya. “Tunggu perintahku,” Jorge menghela napas berat. “Aku harap kami tidak menunggu lama untuk mendengar perintahmu.” 

Kring…Kring…

“Eum Jorge bisakah tinggalkan aku sebentar?” ujar Dorna. Jorge mengangguk dan meninggalkan Dorna yang sedang mengangkat teleponnya.
                                                                        ***
Marc memandangi punggung Amanda yang semakin menjauh. Gadis itu menolak untuk diantarkan pulang dengan alasan takut dimarahi oleh Ayahnya. Setelah gadis itu berbelok Marc membalikan badannya dan terkejut dengan seseorang yang sudah ada dihadapannya.

“Dani! Kau mengagetkanku,” ujar Marc mengelus-ngelus dada.

“Aku tak menyangka bisa bertemu denga kau disini Marc.” 

Marc melihat kesekeliling, mencari sosok seseorang. “Jika kau mencari Jorge dia tidak bersamaku,” Marc menatap Dani dan mengisyaratkan untuk melanjutkan perjalanan pulang bersama-sama. “Kemana dia?” “dia pergi kepada Dorna menanyakan apakah ada tugas untuk kita.” Marc geleng-geleng kepala, “sudah jelas Dorna berkata bahwa Spanyol kali ini aman dan tidak ada tugas untuk kita.” Dani mengangguk. “Entahlah, sepertinya dia bosan dengan tidak melakukan tugas.”

Beep..beep..

Ponsel mereka berbunyi. Setelah membaca pesan singkat, keduanya menatap satu sama lain.

S.O.S
Temui aku di café Lopez. Sekarang!
-JL
Bergitulah isi teks tersebut.
  
bersambung.....

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Kak, aku baru baca. cerita nya bagus kak.
    usahain lanjutin ya ceritanya kak.

    BalasHapus