Minggu, 03 Agustus 2014

Damsel in Distress #2 (fanfiction)





Starring:
Marc Marquez as himself
Cara Delevingne as Allen Cassandria
Barbara Palvin as Amanda Garcia
Logan Lerman as himself
Lana Del Rey as Lana Garcia
Andrew Airlie as Fred Cassandria
Jennifer Connely as Sarah Cassandria

#Part2
 


Sebenarnya Allen merasa risih setelah Marc mengadakan konfrensi pers mengenai hubungan mereka. Banyak kilatan lampu para wartawan yang memotret dirinya dengan Marc ketika mereka jalan bersama. Ada juga wartawan gigih yang datang ke apartemennya ingin mewawancarai dirinya tentang sosok Marc dari sudut pandang pacarnya. Belum lagi teman-teman model nya memaksa Allen untuk membawa Marc ke tempat kerja dengan alasan mereka ingin berfoto bersama dengan rider MotoGP tersebut.

Maka dari itu Allen lebih nyaman hubungannya dengan Marc tidak dipublikasikan. Dia lebih senang mengirim pesan singkan kepada Marc untuk menemuinya di suatu tempat yang sepi dengan syarat tidak ada yang mengikutinya. Menurutnya itu lebih menyenangkan daripada kemana-kemana disorot oleh kamera wartawan.

Allen menghela napas setelah melewati semua itu. Dia melirik ke arah pria yang tertidur di sebelahnya. Dilihatnya setiap inci dari wajah pria itu. Halis, hidung, bibir, semuanya sempurna. Dia ingin semua kesempurnaan milik Marc ini hanya dimilika nya seorang.

“Marc,” gumamnya. Di sentuhnya bibir Marc dengan jari Allen. Senyum mengembang dari wajah cantiknya.

                                                                        *****
Mentari telah muncul dari peraduannya. Burung-burung berkicau menandakan pagi telah tiba. Allen membuka matanya pelan dan mendapati seseorang sedang memperhatikan dirinya percis di depannya.

“Marc!” ujar Allen kaget. “Untuk apa kau berada sedekat itu dengan wajahku?”

Marc tertawa dan duduk di atas Kasur. “Melihat kau tertidur. Memang apa lagi?”

Allen geleng-geleng kepala sembari tersenyum. “Seperti tidak ada kerjaan saja.” Ujarnya sembari bangkit dari Kasur tapi, lengannya di tarik oleh Marc sehingga tubuh Allen kembali terjatuh di Kasur.

“Mau kemana?” tanya Marc menarik tubuh Allen pada pelukannya.

Allen melihat ke arah Marc dan mencium bibir pria itu sekilas. “Aku mau mandi. Kau taukan aku  paling tidak tahan jika sudah bangun tidur tidak langsung mandi.”

Marc mengangguk dan mencium ubun-ubun Allen. “Kebiasan bagus, sayang. Oh iya, sore nanti aku ada tes di Brno. Kau mau ikut?”

“Menurutmu aku ikut atau jangan?”

Marc tertawa. Inilah kebiasan Allen, selalu melemparkan pertanyaan lagi pada orang yang bertanya pada dirinya.

“Tentu saja iya. Aku ingin kau berada di paddock untuk pertama kalinya kita pacaran.”

                                                                        *****
Allen memakai earmuff warna cokelatnya. Wanita itu paling tidak suka dengan suara bising motor atau mobil balap. Dia juga tidak menyukai profesi Marc yang menjadi rider. Di apartemennya dia tidak pernah menonton balapan, palingan kalau menonton dia akan menonton sesi podiumnya saja, itu pun kalau kekasihnya naik podium.

Dan sekarang, dirinya berada di lintasan balap lebih tepatnya di paddock Honda. Dia menyilangkan kaki nya dan menatap layar ponselnya dengan bosan.

“Hay,” ujar seorang wanita menyapa Allen. Tapi, Allen tidak menggubris sapaan itu. 

Wanita itu menghela napas dan duduk disebelah Allen.

“Kau Allen kan?” ujarnya dan mencolek bahu Allen.

Allen melihat ke arah orang yang mencoleknya dan melepas earmuff-nya.

“Iya?”

“Aku Vannesa, kau Allen kan?” ujar Vannesa mengulurkan tangannya.

Allen menjabat tangan Vannesa sebentar lalu mengangguk untuk membalas pertanyaan Vanne.

“Pasti ini kali pertamu menemani Marc di lintasan balap ya?”

Allen mengangguk lagi dan menundukan kepalanya memainkan ponselnya. Ia tidak membuka suara sedikit pun atau pun tersenyum saat Vanne bertanya kepada dirinya. Vannesa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku kekasih Marc Marquez itu. Sangat beda dengan Marc yang selalu ramah kepada siapa pun.

Derung mesin di berhentikan, Marc masuk ke paddock-nya masih menggunakan helm. Allen tersenyum melihat kekasihnya itu datang. Dia bangkit dan membukakan helm Marc. 

“Tes nya berjalan dengan lancar lho, berarti aku mendapatkan hadiah darimu kan?” ujar Marc manja.

Allen tersenyum dan melumat bibir Marc dengan lembut.

Melihat itu Vanne cekikian. “Okey sebaiknya aku pergi. Selamat bersenang-sennag love birds,” ujar Vanne berlalu.

                                                                        *****
Marc melingkarkan lengannya kepada pinggang ramping Allen. Pria itu terlihat membisikan sesuatu kepada Allen yang membuat wanita itu tersenyum. Mereka terlihat sangat bahagia tapi, kebahagiaan itu –lebih tepatnya kebahagiaan Allen harus hilang lantaran ada dua orang penggemar Marc yang mencegat mereka berdua.

“Marc Marquez!!” pekik kedua gadis itu.

Allen memutar bola matanya. Berisik sekali, ujarnya dalam hati.

“Marc aku minta foto berdua denganmu, ya?” ajak gadis berambut sebahu itu menarik Marc.

Allen membelalakan matanya melihat kekasihnya ditarik begitu saja tanpa izin darinya. Wanita itu melipat lengannya didada dan menatap malas pemandangan yang ada di depannya. Ke dua gadis itu terlihat senang, sementara Marc dia melemparkan senyum menawannya kepada penggemarnya. Sungguh, perilaku yang membuat Allen muak. Dia tidak ingin Marc memberikan senyum atau tawa renyahnya itu kepada para penggemarnya, kepada siapa pun! Sungguh, senyum dan tawa Marc itu seperti candu dunia. Sekali kau melihatnya kau akan ketagihan untuk melihatnya kembali.

“Maaf, maukah kau membantu kami?” tanya gadis berambut sebahu tersebut.

Allen menaikan halisnya.
 
“Maukah kau memoto kami bertiga?” pinta gadis yang satunya lagi.

“Hah? Kau menyuruhku?” ujar Allen dengan suara ditinggikan.

Kedua gadis itu mengangguk.

Allen berdecak dan meninggalkan mereka bertiga.

Marc bengong melihat perilaku pacarnya tersebut. “Allen, mau kemana?” tanya Marc.

Allen berhenti dan membalikan badannya. “Aku sibuk, bye..”

Marc menghela napas dan menghampiri Allen.

“Bisakah kau berlaku baik kepada penggemarku?”

“Misalnya?” tantang Allen.

Marc geleng-geleng kepala. ‘penyakit’ Allen kambuh lagi.

Allen mendengus kesal. “Dengar Marc, aku disuruh untuk memotret pacarku di gandeng oleh kedua orang gadis bodoh. Hello… kau kira yang memotret itu siapa? Mamah-mu? Bukan! Pacarmu Marc!” Allen melirik kepada kedua gadis yang berbisik-bisik itu dengan pandangan sengit.

“Sssttt pelankan suaramu Allen.”

Allen memutar bola matanya. “Sudah aku mau pulang aku muak berada disini,” ujarnya berlalu.

                                                                        *****
Dari mulai check out hotel sampai dengan sekarang di pesawat, Allen tidak mau buka suara dengan Marc. Dia sangat sebal dengan sifat Marc barusan. Seolah-olah pacarnya itu lebih menyayangi fans nya daripada dirinya. 

Sementara Marc, dia mencoba membuat obrolan ringan dengan Allen tapi, wanita itu hanya membalas ucapannya dengan bahasa tubuhnya. Karena merasa tidak nyaman dengan sifat pacarnya tersebut, Marc memberanikan diri bertanya tentang kejadian barusan walaupun pacarnya itu akan kambuh lagi penyakitnya.

“Kau ini kenapa Allen? Kau marah bila aku berfoto dengan fans ku?” tanya Marc.

Allen tak menjawab. Dia sedang serius dengan layar ponselnya.

“Allen?”
 
“Hmm?”

Marc menghela napas dan merebut ponsel pacarnya.

“Hey!” protes Allen.

“Kau ini kenapa sih?”

Allen menyenderkan punggungnya dan menatap awan biru yang indah.

“Kau ini kenapa Allen? Kau tidak suka jika aku berfoto dengan fans ku?” tanya Marc sekali lagi.

Allen melihat ke arah Marc dan berdehem. “Dengar Marc, semenjak aku pacaran denganmu bahkan sejak pertama kali aku mengenalmu aku sudah tidak suka dengan fans mu itu, terutama fans perempuanmu. Mereka membuatku,-“

“Cemburu?” potong Marc.

“Ya tentu saja,” jawab Allen dengan cepat. Wanita itu menghela napas dan melihat ke arah ponsel yang digenggam oleh Marc.

“Mereka juga mengolok-ngolokku di media social.”

Marc mengkerutkan keningnya.

“Kalau kau tidak percaya, kau bisa lihat di twitter atau facebook. Aku sakit hati Marc diolok-olok seperti itu!”

“Yasudah nanti aku akan buat tweet yang menyuruh mereka agar jangan mengolok-ngolokmu lagi.” Marc akan mengelus pipi Allen dengan punggung lengannya tapi, ia urungkan niatnya lantaran pacarnya itu malah memalingkan wajah.

                                                                        *****
Marc memandangai langit-langit kamarnya. Hari ini rencanya ia akan jalan-jalan ke Disney Land yang ada di Pranciss dengan Allen. Tapi, rencana tinggalah rencana. Pacarnya itu sedang menajalani pemotretan untuk salah satu tas branded yang ia buat.

Pria itu mengambil ponselnya dan melihat tanggal yang tertera di pojok kanan atas. Besok adalah hari ulangtahun Allen. Kado apa ya yang pantas Marc berikan kepada Allen? Tas? Sepatu? Pacarnya itu sudah memiliki lusinan tas dan sepatu. Jadi, dia ingin memberika kado yang berbeda.

Aha! Marc punya ide.

Pria itu mengambil kunci mobilnya dan menuju ke tempat yang dimana Allen tidak pernah mengunjunginya.

                                                                        *****
Amanda tengah memilih-milih novel untuk menambah koleksinya. Pedahal, di tangan sebelah kiri gadis itu sudah membawa dua novel yang ia pilih. Tapi, demi mendapatkan diskon gadis itu ingin membeli satu lagi novel. Karena setiap pembelian lebih dari 7 euro akan mendapatkan diskon sebesar 15%, hmm lumayan.

Bug

Novel yang ditarik oleh Amanda terjatuh dan novel itu jatuh di dekat sepatu pria yang memakai pakaian serba hitam plus kacamata hitam rayban.

“Maaf,” ujar Amanda dan mengambil novel yang ia jatuhkan.

“Iya tak apa-apa,” sahut pria tersebut. Pria itu menolak pinggangnya dan membuka kacamatanya. Matanya dengan cepat membaca judul novel yang ada di rak buku. Dan pada saat itu Amanda menjerit histeris.

“Kau kenapa?” tanya Marc kaget.

“Kau.. kau Marc Marquez?” tanya Amanda tergagap-gagap.

Marc menaikan halisnya dan mengangguk.

“Ya Tuhan aku tak menyangka bisa bertemu denganmu disini. Aku salah satu penggemarmu Marc! Aku selalu menonton setiap race dan kau melaju sangat kencang tak terkalahkan.” Amanda menghela napas dan tersenyum manis. “Aku tak menyangka bisa bertemu denganmu,” ujarnya sekali lagi.

“Wah terimakasih ya telah menonton balapannya,” ujar Marc.

Amanda mengangguk dan mengkerut kan keningnya. “Well, kau sedang mencari novel?”

Marc mengangguk, kemudian fokus pada judul-judul novel yang akan ia beli.

“Untuk?”

“Untuk orang yang sangat special, Allen.” Marc tersenyum senyum saat dirinya mengucapkan nama Allen.

Amanda tertegun. Allen? Pikirannya tertuju pada seseorang yang ia kenal tapi, bukankah yang bernama Allen di dunia ini banyak kan? Jadi, tidak mungkin Allen yang disebutkan oleh Marc adalah Allen yang ia kenal, teman baiknya.

“Maaf, apa nama lengkap Allen? Karena aku mempunyai teman yang bernama Allen juga, tau saja Allen yang kau maksud adalah temanku.”

Marc melihat ke arah Amanda dan memandanginya dari atas sampai bawah. Mustahil bila pacarnya itu berteman dengan orang kutu buku seperti itu.

“Allen Cassandria Hernandez,” jawab Marc.

Amanda menganga. Waw, dunia ini memang sempit.

“Dia teman baikmu?” tanya Marc.

Amanda mengangguk. “Ya dia teman baikku. Kami berteman sejak kelas 7 tapi, kami kehilangan kontak saat kami sudah lulus SMA padahal kami berteman baik lho.”

Marc mengkerutkan keningnya. Pacarnya itu berteman dengan gadis kutu buku? Pacarnya yang selalu milih-milih teman itu? Marc masih tidak percaya.

“Kalau kau tidak percaya kau bisa tanyakan itu kepada Allen. Sebutkan saja nama Amanda Garcia dia pasti mengenalnya.”

Marc mengangguk kaku. Pacarnya itu memang seperti buku tertutup. Jika kau ingin mengetahui isinya kau harus membacanya, tentu saja dengan meminta izin kepada pemiliknya.


bersambung.....


saran dan kritik? hihii..
via twitter : @sindehpujiyanti
via bbm : 7caf6830

3 komentar:

  1. Ceritanya keren ;) btw, di pesawat kan G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ boleh aktifin hp *reader cerewet* sebodoh amat la yaw, terserah penulisnya :D cewek kutu buku secantik Barbara? Hebat ! Ditunggu nextnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hah, iya? haduh ketauan deh minim banget pengetahuan di pesawat -.- thanks yaa udah baca hiihi :)

      Hapus
    2. Kta siapa g bleh d aktifin? Hp zaman skrng kan udh pk mode pesawat. Msa hp nya msh zaman purba-_- sklas model gtu. Mngkin dia lg maen game.

      Hapus