Judul : When Passion Rule: Kembalinya Sang Putri
Lubinia
Penulis : Johanna Lindsey
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit : 2012
Tebal Halaman : 569 halaman
Miris memang tapi ini lah
kenyataannya. Saya harus menunggu satu tahun untuk dapat memiliki novel ini.
Pertama kali saya melihat synopsisnya dibelakang, saya sudah tertarik dengan
ceritanya. Dan…..saat tanggal 11 saya ke toko buku, saya melihat novel ini lagi
dan hanya tinggal satu-satunya. Saya bingung, saya pernah menginginkannya dan sampai
dengan sekarangpun masih, lagian saat itu rupiah dikantong lumayan banyak jadi
saya mengambilnya daripada saya makan hati karena novelnya sudah dibeli oleh
oranglain hahaa…
Alana Farmer dibesarkan di
Inggris dan mendapatkan pendidikan yang luar biasa untuk wanita sepertinya.
Wawasannya luas serta pikirannya kritis. Dia juga di ajarkan menggunakan
senjata oleh Mathew Farmer, pamannya.
Dari kecil Alana tinggal dengan
pamannya karena orangtuanya telah meninggal. Saat umurnya 18 tahun pamannya
yang biasa ia sebut poppie mengatakan bahwa dirinya adalah seorang putri
Lubinia yang hilang, sebuah Negara yang sangat terbelakang. Alana terkejut.
Setelah poppie menceritakan semuanya kepada Alana termasuk siapa poppie
sebenarnya, Alana mulai mempercayainya walaupun hatinya menolak.
Alana harus cepat-cepat pergi ke
Lubinia dan bertemu dengan Raja yang tak lain adalah ayahnya. Dia juga harus
meyakinkan rakyat Lubinia bahwa Raja Frederick memiliki penerus tahta,
tujuannya adalah untuk menghentikan terjadinya perang sipil yang di akbitkan
oleh pemberontak yang ingin menggulingkan Raja Frederick.
Bersama poppie dan Henry, Alana
pergi ke Lubinia. Tidak semudah apa yang dipikirkan Alana saat dirinya sudah
memasuki kerajaan. Dia harus menunggu dengan para rakyat Lubinia yang memiliki
urusan untuk bertemu dengan Raja. Dan akhirnya kapten penjaga istana, Christoph
Becker, menghampiri Alana. Wanita itu mengatakan bahwa dirinya membutuhkan
privasi untuk mengatakan kepentingannya bertemu Raja.
Alana dibawa oleh Christoph ke
rumah nya yang ia bangun di istina. Dan dari sinilah ceritanya menjadi menarik
dan membuat saya ketagihan untuk membacanya.
Sang kapten tidak percaya begitu
saja kepada Alana bahwa dirinya adalah sang putri. Pria itu terus mengintograsi
Alana sampai-sampai mengintimidasinya. Dengan kecerdasannya Alana bisa menjawab
pertanyaan Cristoph dengan sempurna hanya saja sang kapten yang memiliki sifat
penggoda itu tidak mudah mempercayainya.
Dengan penggambaran fisik
Christoph dari sang penulis, mungkin saya sudah menyukainya saat pertama kali
bertemu. Bagaimana tidak? Dia adalah pria yang memiliki postur sangat tinggi,
wajahnya tampan dan memiliki pangkat kapten. Walaupun kapten perlakuannya
kepada Alana seperti orang barbar. Tapi dengan barbar nya itulah yang membuat Alana
dan saya selalu meleleh dengan apa yang dikatakannya ataupun dilakukannya
hehee…
Sang penulis rupanya sangat
menikmati alur ceritanya, tidak terburu-buru, mengalir perlahan tetapi pasti
dan itu membuat saya tenggelam kepada novel ini. Walaupun jarum jam sudah
menunjukan pukul 1 malam, entah mengapa saya masih ingin membacanya, yaaaah…ini
dikarenakan karena Christoph begitu barbar dan juga manis.
Hanya saja saya sempat terganggu
dengan typo yang ada di beberapa bab. Tidak fatal memang tapi, itu membuat kenyamanan
membaca saya. Apalagi typo nya saat mengucapkan nama orang. Pedahal namanya
Boris, kenapa menjadi Bones? -.-
Penggambaran watak tokoh Alana
dan Christoph sangat kental. Alana yang berpikir kritis dan cerdas, semetara
Christoph yang menjengkelkan dan mencuri kesempatan dalam kesempitan sepertinya
jika disatukan akan menarik hahaa :D mengingat banyak sekali perdebatan
diantara mereka *eaaaa
Saking saya merasa senang dan
mesem-mesem dengan cerita Alana dan Christoph, saat sang penulis menyuguhkan
sudut pandang lain dari cerita, saya malah kesal. Kenapa tidak cerita Alana dan
Christoph saja yang mengisi bab berikutnya? Tapi bila saya skip, ceritanya
malah tidak akan nyambung.
Hanya saja saat di bab terakhir,
alurnya terburu-buru. Penulis seperti dikejar deadline. Sudah saja begitu dan
tamat. Tidak ada penjelasan lebih. Saya sempat dibuat bengong dengan alur ini.
Mungkin jika penulis tidak dikejar deadline ataupun apa, “eksekusi” ending nya
akan lebih manis mengingat awal ceritanya juga manis.
Well.. apakah Alana benar-benar
putri Raja Freedick? Lantas jika benar, siapa yang ada di kuburan yang katanya
itu adalah putri Raja Freedick? Apakah poppie menemukan orang yang menyuruhnya
untuk membunuh putri Raja? Dan yang lebih penting lagi….. apakah Christoph
meyukai Alana seperti Alana menyukai Christoph?
Hmh.. sepertinya kalian baca
sendiri saja yaa :p
Sambil minum susu ditambah makan biscuit
cokelat, mantaplah untuk menemani novel dari karya Johanna Lindsey.
WARNING!
ADA ADEGAN "PANAS"NYA.
ADA ADEGAN "PANAS"NYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar