Rabu, 09 Juli 2014

Jus The Way You Are #10 (fanfiction)

Just The Way You Are
 






Marquez Brother



“Tumben sekali kau mengajakku untuk pergi ke Mall, sayang.” Ujar Maria sebari menggandeng lengan Amanda.

Ya hari ini adalah hari ulangtahun Marc Marquez dan Amanda di undang ke pesta yang akan berlangsung sore nanti. Dan untuk yang terkahir kalinya, Amanda ingin terlihat cantik di acara pesta ulangtahun Marc.

“Tak apakan sekali-kali aku pergi ke Mall dan memberi gaun cantik.”

Maria mencubit pipi Amanda dan tersenyum. “Sebenarnya jika kau tidak memakai gaun yang cantik kau akan tetap terlihat cantik Amanda.”

Amanda tersenyum, “tapikan ini acaranya special Maria.”

Maria mengkerutkan keningnya. Amanda belum cerita bahwa hari ini dirinya akan mengunjungi pesta ulangtahun.

“Memangnya ada acara special apa?”

Amanda mengangkat bahunya dan tersenyum. “Sebenarnya ini acara ulangtahun saja sih..”

Maria menyeringai, “dan?”

“Dan?” Tanya Amanda balik.

Maria menatap Amanda masih dengan menyeringai. “Dan orang yang berulangtahun adalah orang yang kau sukaikan?”

Saat Maria berkata seperti itu, panas menjalar di pipi Amanda yang menyebabkan pipi gadis itu memerah. “Tidak, dia hanya temanku saja,” elak Amanda. Ya teman.

                                                                        *****
“Aku ingin bicara denganmu.” Ujar Marc mengagetkan Alex yang sedang bermain playstation. Orangtua mereka sedang pergi karena ada keperluan, sementara Marc tidak tahan ingin menanyai Alex soal kepastian perasaan adiknya itu kepada Amanda.

Alex mematikan TV dan bediri menghadap Marc.

“Ada apa?”

“Kenapa kau berprilaku dingin kepadaku?”

Alex berdecak. 

“Memangnya aku salah apa Alex? Dan apakah semua ini ada hubungannya dengan Amanda?”

Alex menatap Marc sebentar lalu menghela napas berat dan duduk di sofa.

“Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku harus bersaing dengan kakakku soal urusan wanita.”

Marc mengangkat halisnya.

“Aku menyukai Amanda. Tapi...”

Alex menatap ke arah Marc, menunggu reaksi dari kakaknya tersebut, tapi tak ada reaksi yang dibuat oleh Marc. 

“Tapi Amanda menyukaimu Marc.”

Marc menghela napas. Dia tidak terlalu kaget dengan apa yang dikatakan Alex, toh Gerardo sudah memberitaunya.

“Dia sangat menyukaimu dan dia juga terluka karenamu. Aku sangat sedih saat Amanda menangisi mu dan saat itu juga aku benci kepadamu. Maafkan aku karena aku telah berprilaku dingin kepada mu Marc, seharusnya aku tidak berprilaku seperti itu.”

“Tak apa Alex,” ujar Marc memeluk adiknya tersebut.

“Apakah kau telah memberitau Amanda tentang perasaanmu itu?”

Alex melepaskan pelukan Marc dan menatap Marc dengan tatapan sedih.

“Ayolah coba saja. Kau tidak akan pernah tau perasaan Amanda jika kau tidak mengatakannya Alex.” Marc duduk di sebelah Alex dan menepuk-nepuk pundak adiknya itu.

“Sudah kubilang, orang yang disukainya itu adalah kau Marc.”

“Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba mengatakan perasaanmu kan?”

Alex terdiam kemudian menatap kakaknya.

“Ada satu alasan yang membuatku tidak berani mengatakan perasaanku pada Amanda.”

Marc mengkerutkan keningnya.
 
“Apakah… kau menyukai Amanda, Marc?”

                                                                        *****
Setelah membayar gaun yang Amanda dan Maria pilih mereka menuju ke tempat makanan yang ada di Mall tersebut. Amanda memesan ice cream goreng sementara Maria memesan salad. 

“Aku akan pulang ke Indonesia Maria,” ujar Amanda sebari duduk dikursi dekat jendela.

Maria mengkerutkan keningnya. “Kenapa?”

Amanda menghela napas dan menatap sosok Maria yang sudah seperti Ibunya di Spanyol.

“Aku kangen Mamah, aku juga kangen masakan rumah.”

“Kenapa Mamah mu tidak kau bawa saja kesini?”

“Ah Maria kau seperti tidak tau Mamah ku saja.”

Maria tersenyum. “Ya coba saja sayang, tau saja dengan mengajak Mamah mu tinggal di Spanyol orangtua mu itu bisa rujuk kembali.”

“Semoga saja.”

Akhirnya pesanan datang juga. Amanda dan Maria tenggelam dalam pesanannya masing-masing. Saat Amanda mengemut ice cream gorengnya Amanda melihat pada jalan raya yang bisa dilihatnya melalui jendela yang besar. Mata Amanda mengerjap-ngerjap saat seorang lelaki bertopi dengan memakai kacamata hitam keluar dari mobil. Lelaki itu seperti Marc. Amanda menggelengkan kepalanya dan mengucek matanya. Dan ternyata orang yang dilihatnya bukan Marc. Kemudian, matanya di edarkan ke penjuru ruangan. Amanda memekik ketakutan dengan apa yang dilihatnya. Dia melihat banyak sekali wajah Marc diruangan ini.

“Kenapa sayang?” Tanya Maria.

Amanda menggeleng cepat dan menundukan kepalanya, kemudian dia mendongak kembali. Dan mendapati bahwa orang-orang yang ada di penjuru ruangan ini tidak seperti apa yang dilihatnya tadi. Gadis itu menghela napas dan memasukan ice cream goreng kedalam mulutnya.

Apakah penglihatanku sudah tidak normal? Kenapa semua orang yang aku lihat terlihat seperti Marc? Oh ya ampun…

                                                                        *****
Marc terdiam saat Alex menanyakan itu kepadanya. Dia tidak tau dengan pasti apakah dirinya menyukai Amanda atau tidak. Dia memang sangat senang dan nyaman saat Amanda berada disisinya. Dia juga memiliki perasaan sayang kepada Amanda, tapi mungkin perasaan sayang itu hanyalah sebatas perasaan kakak-adik saja.

Marc menggeleng, “tidak.”

Alex menghela napas. 

“Sudahlah Alex, semuanya akan baik-baik saja. Amanda akan menyukaimu. Kau tersenyumlah. Hari ini kan pesta ulangtahunku, semua orang harus bahagia termasuk kau.”

Alex tersenyum. 

“Nah begitu dong.” Ujar Marc mencubit gemas pipi Alex.

“Aduh Marc sakit.”

Marc malah tertawa.

                                                                        *****
“Oh aku lupa mengatakan ini kepadamu.” 

Suara Maria mengagetkan Amanda yang menatap kosong kepada piring ice cream goreng yang sudah habis.

“Saat kau berkunjung ke Garcia ada dua orang lelaki yang membicarakanmu.”

Amanda mendongak dan mengkerutkan keningnya. “Siapa?”

Maria mengangkat bahunya.

“Aku tak melihat wajah mereka. Tapi saat mereka berbalik aku sempat melihat perwakan mereka. Yang satu berbadan tinggi yang satu sedang.”

Apakah… mereka Marc dan Alex?

“Tepatnya kapan?” Tanya Amanda penasaran.

“Kau kan hanya sekali datang ke Garcia kan, sayang.”

Amanda merenung, iya memang dia hanya datang sekali ke Garcia dan pada saat itu dirinya bertemu dengan Marc dan Alex.

“Mereka berkata bahwa putri dari Garcia Coorporation sangat cantik. Mereka juga menjodoh-jodohkan kau dengan salah satu dari mereka.”

Amanda tertawa, mungkin saja Maria hanya menggodanya.

“Kau hanya bercanda kan Maria? Kau membuatku melayang.”

Maria menggeleng. “Aku tidak bercanda, Sayang. Masa aku bohong padamu.”

Amanda mengkerutkan keningnya. Benarkah apa yang dikatakan oleh Maria? Apakah mereka kedua kakak beradik Marquez?

“Lalu siapa mereka?”

Maria mengetuk-ngetik dagu dengan jarinya. “Kalau tidak salah ingat salah satu dari mereka menyebut kan nama…”

Amanda mencondongkan tubuhnya, dia sangat penasaran. “Siapa? Ayolah Maria ingat-ingat.” 

“Recsa, Lexi, Lexa. Aduh ingatanku sudah tidak bagus lagi.”

Amanda menghela napas dan mengangkat halisnya. “Alex? Salah satu dari mereka menyebutkan nama Alex, kan?” tebak Amanda.

Maria menjentikan jarinya, “iya benar sekali.”

                                                                        *****
Amanda membuka pintu rumahnya sebari mempersilahkan Maria untuk masuk. Dia membutuhkan Maria untuk riasan di wajahnya dan tatanan rambutnya. Sebenarnya Amanda bisa melakukan itu seorang diri, tapi dia butuh saran.

“Aku mau menyimpan ini dulu ya Maria.” Amanda membawa barang belanjaannya dan ia simpan di kamarnya.

Sementara itu Maria berjalan-jalan melihat lukisan yang terpajang di ruang TV dan seketika mata cokelatnya itu menangkap amplop berwarna cokelat yang tergeletak begitu saja di atas meja telepon. Wanita itu penasaran. Lantas, ia ambil amplop cokelat tersebut ternyata tidak ada isinya. Saat akan menyimpan amplop itu, dilihatlah foto keluarga yang beranggotakan ayah ibu dan dua orang anak lelaki. Rupanya amplop itu berisi foto.

Maria mengkerutkan keningnya saat menatap kedua lelaki itu. Rasanya dia hapal. 

“Mrs. Marquez memintaku untuk melukiskan mereka.” Ujar Amanda mengagetkan Maria.

Maria menyimpan foto itu kembali dan membalikan tubuhnya. “Marquez?” tanya Maria.

Amanda mengambil foto keluarga Marquez dan duduk di sofa. Matanya terus memperhatikan foto keluarga itu tanpa berkediip.
 
“Ya keluarga Marquez. Kau pasti tau kan?”

Maria mengkerutkan keningnya, berpikir, maklum ingatan wanita itu sudah dimakan usia. 

“MotoGP?” ujar Amanda membantu mengingat.

Maria menjentikan jarinya dan duduk di sebelah Amanda. “Ya aku tau. Marc dan Alex kan? Mereka adalah rider kebanggaan Cervera. Dan orang yang kau bicarakan saat kita makan adalah Alex Marquez.”

Amanda tersenyum sebari masih memandangi foto.

“Bagaimana kau bisa mendapatkan tawaran dari Mrs. Marquez? Apakah kau mengenalnya?”

Amanda menggeleng.

“Aku mengenal anaknya, Marc dan Alex.” Ujar Amanda menghela napas dan menyimpan foto di meja yang berada tak jauh darinya.

“Aku pernah cerita kan kalau aku menyukai seseoarang?”

Maria mengangguk.

Amanda menatap Maria dan menunggu Maria untuk melanjutkan perkataannya.

“Jadi orang yang aku suka itu,--“

Maria mengkerutkan keningnya, ekspresinya serius menunggu lanjutan dari perkataan Amanda.

“Ayolah Maria, apakah kau tak mengerti maksudku?”

“Aku tidak mengerti. Memangnya kau menyukai siapa?”

Amanda meringis. Butuh 5 menit untuk Maria menyadari bahwa Amanda menyukai salah seorang kakak beradik Marquez.

“Kau menyukai kakak beradik Marquez? Yang mana?” tebak Maria akhirnya.

Amanda menunduk dan tersenyum. “Aku menyukai si sulung. Dan sebenarnya acara ulangtahun yang akan aku hadiri adalah acara ulangtahunnya.”

bersambung.....

3 komentar:

  1. Casino and Nightlife in Las Vegas - Dr.MD
    The 동해 출장안마 most famous 춘천 출장마사지 nightlife 창원 출장샵 attraction in 아산 출장샵 Las Vegas. Location: 3131 S Las Vegas Boulevard, Las Vegas, NV 공주 출장샵 89109 (702) 755-9936.

    BalasHapus