Just The Way You Are
Marquez Brother
“Tumben sekali kau mengajakku untuk pergi ke
Mall, sayang.” Ujar Maria sebari menggandeng lengan Amanda.
Ya hari ini adalah hari ulangtahun Marc
Marquez dan Amanda di undang ke pesta yang akan berlangsung sore nanti. Dan
untuk yang terkahir kalinya, Amanda ingin terlihat cantik di acara pesta
ulangtahun Marc.
“Tak apakan sekali-kali aku pergi ke Mall dan
memberi gaun cantik.”
Maria mencubit pipi Amanda dan tersenyum.
“Sebenarnya jika kau tidak memakai gaun yang cantik kau akan tetap terlihat cantik
Amanda.”
Amanda tersenyum, “tapikan ini acaranya
special Maria.”
Maria mengkerutkan keningnya. Amanda belum
cerita bahwa hari ini dirinya akan mengunjungi pesta ulangtahun.
“Memangnya ada acara special apa?”
Amanda mengangkat bahunya dan tersenyum.
“Sebenarnya ini acara ulangtahun saja sih..”
Maria menyeringai, “dan?”
“Dan?” Tanya Amanda balik.
Maria menatap Amanda masih dengan
menyeringai. “Dan orang yang berulangtahun adalah orang yang kau sukaikan?”
Saat Maria berkata seperti itu, panas
menjalar di pipi Amanda yang menyebabkan pipi gadis itu memerah. “Tidak, dia
hanya temanku saja,” elak Amanda. Ya teman.
*****
“Aku ingin bicara denganmu.” Ujar Marc
mengagetkan Alex yang sedang bermain playstation. Orangtua mereka sedang pergi
karena ada keperluan, sementara Marc tidak tahan ingin menanyai Alex soal
kepastian perasaan adiknya itu kepada Amanda.
Alex mematikan TV dan bediri menghadap Marc.
“Ada apa?”
“Kenapa kau berprilaku dingin kepadaku?”
Alex berdecak.
“Memangnya aku salah apa Alex? Dan apakah
semua ini ada hubungannya dengan Amanda?”
Alex menatap Marc sebentar lalu menghela
napas berat dan duduk di sofa.
“Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku
harus bersaing dengan kakakku soal urusan wanita.”
Marc mengangkat halisnya.
“Aku menyukai Amanda. Tapi...”
Alex menatap ke arah Marc, menunggu reaksi
dari kakaknya tersebut, tapi tak ada reaksi yang dibuat oleh Marc.
“Tapi Amanda menyukaimu Marc.”
Marc menghela napas. Dia tidak terlalu kaget
dengan apa yang dikatakan Alex, toh Gerardo sudah memberitaunya.
“Dia sangat menyukaimu dan dia juga terluka
karenamu. Aku sangat sedih saat Amanda menangisi mu dan saat itu juga aku benci
kepadamu. Maafkan aku karena aku telah berprilaku dingin kepada mu Marc,
seharusnya aku tidak berprilaku seperti itu.”
“Tak apa Alex,” ujar Marc memeluk adiknya tersebut.
“Apakah kau telah memberitau Amanda tentang
perasaanmu itu?”
Alex melepaskan pelukan Marc dan menatap Marc
dengan tatapan sedih.
“Ayolah coba saja. Kau tidak akan pernah tau
perasaan Amanda jika kau tidak mengatakannya Alex.” Marc duduk di sebelah Alex
dan menepuk-nepuk pundak adiknya itu.
“Sudah kubilang, orang yang disukainya itu
adalah kau Marc.”
“Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba
mengatakan perasaanmu kan?”
Alex terdiam kemudian menatap kakaknya.
“Ada satu alasan yang membuatku tidak berani
mengatakan perasaanku pada Amanda.”
Marc mengkerutkan keningnya.
“Apakah… kau menyukai Amanda, Marc?”
*****
Setelah membayar gaun yang Amanda dan Maria
pilih mereka menuju ke tempat makanan yang ada di Mall tersebut. Amanda
memesan ice cream goreng sementara Maria memesan salad.
“Aku akan pulang ke Indonesia Maria,” ujar
Amanda sebari duduk dikursi dekat jendela.
Maria mengkerutkan keningnya. “Kenapa?”
Amanda menghela napas dan menatap sosok Maria
yang sudah seperti Ibunya di Spanyol.
“Aku kangen Mamah, aku juga kangen masakan
rumah.”
“Kenapa Mamah mu tidak kau bawa saja kesini?”
“Ah Maria kau seperti tidak tau Mamah ku
saja.”
Maria tersenyum. “Ya coba saja sayang, tau
saja dengan mengajak Mamah mu tinggal di Spanyol orangtua mu itu bisa rujuk
kembali.”
“Semoga saja.”
Akhirnya pesanan datang juga. Amanda dan
Maria tenggelam dalam pesanannya masing-masing. Saat Amanda mengemut ice cream
gorengnya Amanda melihat pada jalan raya yang bisa dilihatnya melalui jendela
yang besar. Mata Amanda mengerjap-ngerjap saat seorang lelaki bertopi dengan
memakai kacamata hitam keluar dari mobil. Lelaki itu seperti Marc. Amanda menggelengkan
kepalanya dan mengucek matanya. Dan ternyata orang yang dilihatnya bukan Marc.
Kemudian, matanya di edarkan ke penjuru ruangan. Amanda memekik ketakutan dengan
apa yang dilihatnya. Dia melihat banyak sekali wajah Marc diruangan ini.
“Kenapa sayang?” Tanya Maria.
Amanda menggeleng cepat dan menundukan
kepalanya, kemudian dia mendongak kembali. Dan mendapati bahwa orang-orang yang
ada di penjuru ruangan ini tidak seperti apa yang dilihatnya tadi. Gadis itu
menghela napas dan memasukan ice cream goreng kedalam mulutnya.
Apakah
penglihatanku sudah tidak normal? Kenapa semua orang yang aku lihat terlihat
seperti Marc? Oh ya ampun…
*****
Marc terdiam saat Alex menanyakan itu
kepadanya. Dia tidak tau dengan pasti apakah dirinya menyukai Amanda atau
tidak. Dia memang sangat senang dan nyaman saat Amanda berada disisinya. Dia
juga memiliki perasaan sayang kepada Amanda, tapi mungkin perasaan sayang itu
hanyalah sebatas perasaan kakak-adik saja.
Marc menggeleng, “tidak.”
Alex menghela napas.
“Sudahlah Alex, semuanya akan baik-baik saja.
Amanda akan menyukaimu. Kau tersenyumlah. Hari ini kan pesta ulangtahunku, semua
orang harus bahagia termasuk kau.”
Alex tersenyum.
“Nah begitu dong.” Ujar Marc mencubit gemas
pipi Alex.
“Aduh Marc sakit.”
Marc malah tertawa.
*****
“Oh aku lupa mengatakan ini kepadamu.”
Suara Maria mengagetkan Amanda yang menatap
kosong kepada piring ice cream goreng yang sudah habis.
“Saat kau berkunjung ke Garcia ada dua orang
lelaki yang membicarakanmu.”
Amanda mendongak dan mengkerutkan keningnya.
“Siapa?”
Maria mengangkat bahunya.
“Aku tak melihat wajah mereka. Tapi saat
mereka berbalik aku sempat melihat perwakan mereka. Yang satu berbadan tinggi
yang satu sedang.”
Apakah… mereka Marc dan Alex?
“Tepatnya kapan?” Tanya Amanda penasaran.
“Kau kan hanya sekali datang ke Garcia kan, sayang.”
Amanda merenung, iya memang dia hanya datang
sekali ke Garcia dan pada saat itu dirinya bertemu dengan Marc dan Alex.
“Mereka berkata bahwa putri dari Garcia
Coorporation sangat cantik. Mereka juga menjodoh-jodohkan kau dengan salah satu
dari mereka.”
Amanda tertawa, mungkin saja Maria hanya
menggodanya.
“Kau hanya bercanda kan Maria? Kau membuatku
melayang.”
Maria menggeleng. “Aku tidak bercanda, Sayang. Masa aku bohong padamu.”
Amanda mengkerutkan keningnya. Benarkah apa yang dikatakan oleh Maria?
Apakah mereka kedua kakak beradik Marquez?
“Lalu siapa mereka?”
Maria mengetuk-ngetik dagu dengan jarinya.
“Kalau tidak salah ingat salah satu dari mereka menyebut kan nama…”
Amanda mencondongkan tubuhnya, dia sangat
penasaran. “Siapa? Ayolah Maria ingat-ingat.”
“Recsa, Lexi, Lexa. Aduh ingatanku sudah
tidak bagus lagi.”
Amanda menghela napas dan mengangkat
halisnya. “Alex? Salah satu dari mereka menyebutkan nama Alex, kan?” tebak
Amanda.
Maria menjentikan jarinya, “iya benar
sekali.”
*****
Amanda membuka pintu rumahnya sebari
mempersilahkan Maria untuk masuk. Dia membutuhkan Maria untuk riasan di wajahnya
dan tatanan rambutnya. Sebenarnya Amanda bisa melakukan itu seorang diri, tapi
dia butuh saran.
“Aku mau menyimpan ini dulu ya Maria.” Amanda
membawa barang belanjaannya dan ia simpan di kamarnya.
Sementara itu Maria berjalan-jalan melihat
lukisan yang terpajang di ruang TV dan seketika mata cokelatnya itu menangkap
amplop berwarna cokelat yang tergeletak begitu saja di atas meja telepon.
Wanita itu penasaran. Lantas, ia ambil amplop cokelat tersebut ternyata tidak
ada isinya. Saat akan menyimpan amplop itu, dilihatlah foto keluarga yang
beranggotakan ayah ibu dan dua orang anak lelaki. Rupanya amplop itu berisi
foto.
Maria mengkerutkan keningnya saat menatap
kedua lelaki itu. Rasanya dia hapal.
“Mrs. Marquez memintaku untuk melukiskan
mereka.” Ujar Amanda mengagetkan Maria.
Maria menyimpan foto itu kembali dan
membalikan tubuhnya. “Marquez?” tanya Maria.
Amanda mengambil foto keluarga Marquez dan
duduk di sofa. Matanya terus memperhatikan foto keluarga itu tanpa berkediip.
“Ya keluarga Marquez. Kau pasti tau kan?”
Maria mengkerutkan keningnya, berpikir,
maklum ingatan wanita itu sudah dimakan usia.
“MotoGP?” ujar Amanda membantu mengingat.
Maria menjentikan jarinya dan duduk di
sebelah Amanda. “Ya aku tau. Marc dan Alex kan? Mereka adalah rider kebanggaan
Cervera. Dan orang yang kau bicarakan saat kita makan adalah Alex Marquez.”
Amanda tersenyum sebari masih memandangi
foto.
“Bagaimana kau bisa mendapatkan tawaran dari
Mrs. Marquez? Apakah kau mengenalnya?”
Amanda menggeleng.
“Aku mengenal anaknya, Marc dan Alex.” Ujar
Amanda menghela napas dan menyimpan foto di meja yang berada tak jauh darinya.
“Aku pernah cerita kan kalau aku menyukai
seseoarang?”
Maria mengangguk.
Amanda menatap Maria dan menunggu Maria untuk
melanjutkan perkataannya.
“Jadi orang yang aku suka itu,--“
Maria mengkerutkan keningnya, ekspresinya
serius menunggu lanjutan dari perkataan Amanda.
“Ayolah Maria, apakah kau tak mengerti
maksudku?”
“Aku tidak mengerti. Memangnya kau menyukai
siapa?”
Amanda meringis. Butuh 5 menit untuk Maria
menyadari bahwa Amanda menyukai salah seorang kakak beradik Marquez.
“Kau menyukai kakak beradik Marquez? Yang
mana?” tebak Maria akhirnya.
Amanda menunduk dan tersenyum. “Aku menyukai si sulung. Dan sebenarnya acara ulangtahun
yang akan aku hadiri adalah acara ulangtahunnya.”
bersambung.....
Nunggu kelanjutannya euy
BalasHapusudah di post tuh hehe
HapusCasino and Nightlife in Las Vegas - Dr.MD
BalasHapusThe 동해 출장안마 most famous 춘천 출장마사지 nightlife 창원 출장샵 attraction in 아산 출장샵 Las Vegas. Location: 3131 S Las Vegas Boulevard, Las Vegas, NV 공주 출장샵 89109 (702) 755-9936.