Sabtu, 28 Juni 2014

Just The Way You Are #9 (fanfiction)





Jujur ya, aku gatau kenapa fanfiction ini jadi gak ada feel nya :( maka dari itu untuk para pembaca tolong kasih komentar dong, kasih masukan gitu biar kedepannya harus kayak gimana :D hehe... oh iya part ini juga pendek banget ._. hfft~

Lets See…

Hari ini hari yang sangat complicated untuk dua bersaudara Marquez. Entah Marc ataupun Alex, mereka dihadapkan pada situasi yang sama, yaitu cinta dari gadis yang sama. 

Setelah pulang dari rumah Amanda, Alex tampak lesu. Jelas-jelas cinta nya tak akan diterima oleh Amanda. Gadis itu sangat menyukai kakaknya. Jadi apa yang harus dipertahankan dari rasa ini? jika orang  yang kau sukai saja malah menyukai orang lain.

Marc, dia pulang ke rumah dengan membawa pikiran bingung dan ketidak percayaan. Beribu-ribu pertanyaan hinggap di pikiran lelaki itu. Dia juga kaget saat Gerardo memberitaukan bahwa Amanda menyukainya. Sejak kapan Amanda menyukainya? Marc jadi merasa bersalah saat dia mengatakan bahwa mantannya menuduh dirinya bahwa anak yang dikandung adalah anak dirinya. Mungkin bulir-bulir Kristal yang dilihatnya itu benar, itu adalah air mata Amanda. Oh Ya Tuhan… baru kali ini dirinya merasa tidak peka terhadap seorang gadis.

Tapi tunggu dulu. Dia masih memiliki satu pertanyaan. Pertanyaan yang sangat ingin sekali tau jawabannya. Wallpaper ponsel Alex. Apakah adiknya itu menyukai Amanda? Jika ia dan Amanda menyukai dirinya, maka Alex… Astaga, Marc berdiri di posisi yang sangat rumit.

“Mom,” panggil Marc memasuki ruang keluarga.

“Aku ada di dapur Marc,” teriak Mom nya dari arah dapur.

Marc langsung bergegas ke dapur. Dia ingin menceritakan semuanya kepada Mom nya dan ingin mendengarkan nasihat dari wanita yang telah mengandungnya.

“Mom aku ingin cer,-“ ucapannya terhenti. Dia kaget lantaran Alex sudah berada di dapur dan sedang menyeruput just nya.

“Marc, kau kemana saja?”

Marc pun terkekeh, menyembunyikan kekagetannya. “Biasa, jalan-jalan sebentar.”

“Katanya kau akan bertemu Gerardo,” ujar Mom nya menyodorkan just kepada Marc.

Alex menatap Marc dan mengkerutkan keningnya. Marc jadi salah tingkah dibuatnya.

“Haha iya tadi aku bertemu dengan Gerardo, tapi ini masalah bisnis.”

Mata Alex mengekor Marc. Dia memperhatikan gerak-gerik Marc sampai kakaknya itu menarik kursi di seberangnya.

“Lalu, sudah itu kau kemana?” tanya Alex. Takut-takut kakaknya itu langsung mengunjungi Amanda.

Marc mengangkat bahunya. “Ke rumah Laia,” dustanya.

“Kau ke rumah Laia?!” 

Marc menutup kupingnya lantaran pertanyaan Mom nya itu dilontarkan dengan nada tinggi.

“Memangnya kenapa sih Mom?”

“Tidak Mom hanya kaget saja. Untuk apa kau ke rumah Laia?”

Marc gelagapan. “Untuk… eum..” matanya pun bertemu dengan mata Alex. entah mengapa tatapan Alex tampak sangat aneh. “Aku mengundangnya untuk acara besok,” ujar Marc akhirnya.

Alex menghela napas, “kau akan mengundang seluruh mantanmu di acara pesta ulangtahun mu?”

Marc menyeringai, “kenapa tidak?”

"Ini pesta ulangtahun mu Marc, bukan acara reuni mantan mu." ujar Roser sebari meninggalkan kedua anaknya di dapur.
Marc tertawa, kemudian tawanya ia hentikan lantaran Alex tak menanggapinya dan terjadilah keheningan di antara mereka berdua. Alex asik memainkan ponselnya. Sementara Marc, dia memperhatikan ponsel Alex. dia penasaran sekali apakah Alex menyukai Amanda?

“Alex,” ujar Marc mendorong gelas yang berisi just.

Alex mendongak. “Apa Marc?”

“Amanda..eum..kau..” ujar Marc. Bingung harus berkata apa.

“Aku sudah mengundang Amanda di acara ulangtahun mu. Tak apakan aku mengundangnya?”

Marc mengangguk. “Ya tidak apa-apa.”

“Well, tadi aku lupa membawa ponsel ku,” Alex mengangkat benda pipih miliknya. “Apakah kau memainkan ponsel ku? Biasanya kan kau selalu jail.”

Marc menggelengkan kepalanya cepat-cepat. Alex mengangguk.

Hening lagi. Tumben keadaan meraka ini sangat dingin. Apalagi Alex, pertanyaan dan perkataan yang ia ajukanpun terkesan dingin.

“Apakah ada yang ingin kau katakana Marc?” tanya Alex, masih dengan suara dingin.

Marc mengangkat halisnya. “Dan… apakah ada yang ingin kau katakan juga Alex?”

Dan sekarang giliran halis Alex yang terangkat.

“Tanpa aku katakan juga kau sudah tau Marc,” ucap Alex sebari meninggalkan kakaknya tersebut.

                                                                        *****
Amanda membuka amplop cokelat yang isinya poto keluarga Marquez. Tatapannya tertuju pada seseorang. Marc Marquez. Dilihatnya poto Marc tersebut dan air matapun mulai menetes.

“Bagaimana bisa aku menyukaimu Marc? aku hanyalah seorang Amanda Garcia Bella, sementara kau..” ujarnya di sela-sela isakan.

“Kau adalah Marc Marquez Alenta, seorang juara MotoGP. Rasanya aku tidak pantas berpasangan denganmu.”

Amanda menghapus air matanya dan memasukan poto keluarga Marquez kedalam amplop cokelat.

bersambung....

2 komentar:

  1. Keren ceritanya.., tapi aku kurang ajar bgt, lngsung baca chapter 9 :D follback me ya @farikha_n , twitter kmu udah aku follow :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih ya sudah mampir :)
      hehe iya gpp, nanti baca chapter 1 nya ya hehe ._.
      makasih udah follow jga, aku udh follback. salam kenal yaa :)

      Hapus