Jujur ya, aku gatau kenapa fanfiction ini jadi gak ada feel nya :( maka dari itu untuk para pembaca tolong kasih komentar dong, kasih masukan gitu biar kedepannya harus kayak gimana :D hehe... oh iya part ini juga pendek banget ._. hfft~
Lets See…
Setelah pulang dari rumah Amanda, Alex tampak
lesu. Jelas-jelas cinta nya tak akan diterima oleh Amanda. Gadis itu sangat
menyukai kakaknya. Jadi apa yang harus dipertahankan dari rasa ini? jika
orang yang kau sukai saja malah menyukai
orang lain.
Marc, dia pulang ke rumah dengan membawa
pikiran bingung dan ketidak percayaan. Beribu-ribu pertanyaan hinggap di
pikiran lelaki itu. Dia juga kaget saat Gerardo memberitaukan bahwa Amanda
menyukainya. Sejak kapan Amanda menyukainya? Marc jadi merasa bersalah saat dia
mengatakan bahwa mantannya menuduh dirinya bahwa anak yang dikandung adalah
anak dirinya. Mungkin bulir-bulir Kristal yang dilihatnya itu benar, itu adalah
air mata Amanda. Oh Ya Tuhan… baru kali ini dirinya merasa tidak peka terhadap
seorang gadis.
Tapi tunggu dulu. Dia masih memiliki satu
pertanyaan. Pertanyaan yang sangat ingin sekali tau jawabannya. Wallpaper
ponsel Alex. Apakah adiknya itu menyukai Amanda? Jika ia dan Amanda menyukai
dirinya, maka Alex… Astaga, Marc berdiri di posisi yang sangat rumit.
“Mom,” panggil Marc memasuki ruang keluarga.
“Aku ada di dapur Marc,” teriak Mom nya dari
arah dapur.
Marc langsung bergegas ke dapur. Dia ingin
menceritakan semuanya kepada Mom nya dan ingin mendengarkan nasihat dari wanita
yang telah mengandungnya.
“Mom aku ingin cer,-“ ucapannya terhenti. Dia
kaget lantaran Alex sudah berada di dapur dan sedang menyeruput just nya.
“Marc, kau kemana saja?”
Marc pun terkekeh, menyembunyikan
kekagetannya. “Biasa, jalan-jalan sebentar.”
“Katanya kau akan bertemu Gerardo,” ujar Mom
nya menyodorkan just kepada Marc.
Alex menatap Marc dan mengkerutkan keningnya.
Marc jadi salah tingkah dibuatnya.
“Haha iya tadi aku bertemu dengan Gerardo,
tapi ini masalah bisnis.”
Mata Alex mengekor Marc. Dia memperhatikan
gerak-gerik Marc sampai kakaknya itu menarik kursi di seberangnya.
“Lalu, sudah itu kau kemana?” tanya Alex.
Takut-takut kakaknya itu langsung mengunjungi Amanda.
Marc mengangkat bahunya. “Ke rumah Laia,”
dustanya.
“Kau ke rumah Laia?!”
Marc menutup kupingnya lantaran pertanyaan
Mom nya itu dilontarkan dengan nada tinggi.
“Memangnya kenapa sih Mom?”
“Tidak Mom hanya kaget saja. Untuk apa kau ke
rumah Laia?”
Marc gelagapan. “Untuk… eum..” matanya pun
bertemu dengan mata Alex. entah mengapa tatapan Alex tampak sangat aneh. “Aku
mengundangnya untuk acara besok,” ujar Marc akhirnya.
Alex menghela napas, “kau akan mengundang
seluruh mantanmu di acara pesta ulangtahun mu?”
Marc menyeringai, “kenapa tidak?”
"Ini pesta ulangtahun mu Marc, bukan acara reuni mantan mu." ujar Roser sebari meninggalkan kedua anaknya di dapur.
Marc tertawa, kemudian tawanya ia hentikan lantaran Alex tak menanggapinya dan terjadilah keheningan di antara mereka berdua.
Alex asik memainkan ponselnya. Sementara Marc, dia memperhatikan ponsel Alex.
dia penasaran sekali apakah Alex menyukai Amanda?
“Alex,” ujar Marc mendorong gelas yang berisi
just.
Alex mendongak. “Apa Marc?”
“Amanda..eum..kau..” ujar Marc. Bingung harus
berkata apa.
“Aku sudah mengundang Amanda di acara
ulangtahun mu. Tak apakan aku mengundangnya?”
Marc mengangguk. “Ya tidak apa-apa.”
“Well, tadi aku lupa membawa ponsel ku,” Alex
mengangkat benda pipih miliknya. “Apakah kau memainkan ponsel ku? Biasanya kan
kau selalu jail.”
Marc menggelengkan kepalanya cepat-cepat.
Alex mengangguk.
Hening lagi. Tumben keadaan meraka ini sangat
dingin. Apalagi Alex, pertanyaan dan perkataan yang ia ajukanpun terkesan
dingin.
“Apakah ada yang ingin kau katakana Marc?”
tanya Alex, masih dengan suara dingin.
Marc mengangkat halisnya. “Dan… apakah ada
yang ingin kau katakan juga Alex?”
Dan sekarang giliran halis Alex yang
terangkat.
“Tanpa aku katakan juga kau sudah tau Marc,”
ucap Alex sebari meninggalkan kakaknya tersebut.
*****
Amanda membuka amplop cokelat yang isinya
poto keluarga Marquez. Tatapannya tertuju pada seseorang. Marc Marquez.
Dilihatnya poto Marc tersebut dan air matapun mulai menetes.
“Bagaimana bisa aku menyukaimu Marc? aku
hanyalah seorang Amanda Garcia Bella, sementara kau..” ujarnya di sela-sela
isakan.
“Kau adalah Marc Marquez Alenta, seorang
juara MotoGP. Rasanya aku tidak pantas berpasangan denganmu.”
Amanda menghapus air matanya dan memasukan
poto keluarga Marquez kedalam amplop cokelat.
bersambung....
Keren ceritanya.., tapi aku kurang ajar bgt, lngsung baca chapter 9 :D follback me ya @farikha_n , twitter kmu udah aku follow :)
BalasHapusmakasih ya sudah mampir :)
Hapushehe iya gpp, nanti baca chapter 1 nya ya hehe ._.
makasih udah follow jga, aku udh follback. salam kenal yaa :)