A Leader is a dealer in hope –Napoleon Bonaparte
Itu
adalah salah satu quotes favorite saya tentang kepemimpinan. Jika dipikir-pikir
apa yang dikatakan oleh Napoleon Bonaparte memang benar. Pemimpin adalah orang-orang
yang memberikan harapan. Dan tugas mereka adalah merealisasikan harapan para
rakyatnya. Tapi, apa jadinya seorang pemimpin malah menjadi penguasa?
Penguasa dan pemimpin itu adalah
berbeda. Lihat saja dalam gambar tersebut. Selain memerintah, pemimpin juga bersama-sama
memperjuangkan usaha bersama bawahannya. Sementara penguasa/bos, dia hanya
memerintah, dia hanya menunjuk ini itu dan bawahannya itu seperti budak
baginya.
Selain itu, seorang pemimpin yang
baik akan disegani, karena di segani itu sudah pasti di senangi, ditakuti dan dihomati.
Sementara para penguasa, biasanya mereka ditakuti.
Kita lihat disekeliling kita,
kehidupan kita pasti tidak akan luput dari adanya seorang pemimpin ataupun
seorang atasan. Dan tak jarang juga mereka melenceng dari tugas mereka. Mereka
bertindak atas dasar kepentingan sendiri, bukannya atas dasar kepentingan
kelompok. Mereka memecat karyawan mereka lantaran karyawan mereka tidak berlaku
baik pada sanak saudaranya. Dari situ kita takut untuk melakukan apapun kepada
orang-orang yang mempunyai koneksi kuat dengan para penguasa. Bagaimana kalau
orang-orang yang mempunyai koneksi kuat dengan para penguasa ini tidak
melakukan pekerjaan dengan baik? Bagaimana kalau karyawan yang di pecat itu
memberitau kepada orang-orang yang mempunyai “koneksi” bahwa pekerjaannya tidak
bagus? Lantas, kita harus mengadu kepada siapa?
Jumlah penguasa memang sedikir
dari pada rakyat. Tapi satu nya mereka itu bagaikan 5 orang penguasa. Itulah sebabnya
kita takut untuk menyuarakan pendapat kita.
Di abad ke 21 ini, siapa yang
mempunayi koneksi kuat dengan orang-orang berpangkat dialah pemenangnya. Kesalahan
bisa ditutupi oleh berjuta-juta rupiah. Jika yang seperti itu tidak bisa
dihentikan, bagaimana dengan nasib ke Indonesia kedepannya?
Kita butuh pemimpin yang tegas,
berani dan bijaksana. Mengapa demikian? Itu digunakan untuk memerangi para
bawahannya yang sudah melenceng dari tugasnya. Selain itu juga kita membutuhkan
pemimpin yang mempunyai loyalitas kepada bangsa.
Apakah kita tidak capek hidup
dalam ketidakadilan. Apakah kita tidak capek dengan sikap para pekerja (yang
mempunyai koneksi kuat kepada penguasa) yang ogah-ogahan atau asal-asalan. Jika
bekerjanya asal-asalan kapan bangsa kita akan maju? Pasti lah semua rakyat
ingin bangsa kita maju, ingin disejajarkan dengan Negara adidaya, tapi jika
semuanya berprilaku seperti yang saya katakana di atas, maaf saja keinginan
hanyalah keinginan.
Ada segelintir orang yang berani
menentang para penguasa. Tapi apa daya, mereka yang menentang itu di asingkan. Tapi,
apakah hati mereka tidak tergerak dengan apa yang dikatakan si pembangkang? Apakah
kalian tau bahwa apa yang dilakukan oleh kalian pasti akan dibalas kelak? Apakah
kalian tau apa peran pemimpin bagi rakyat? Apakah kalian tau bahwa menjadi
seorang pemimpin itu harus mementingkan kepentingan bersama dulu kemudian
kepentingan pribadi?
Maka dari itu, untuk generasi
pemimpin di masa depan janganlah menjadi para pemimpin dengan tipikal penguasa
seperti para pendahulu. Kita harus bisa mengangkat drajat Indonesia, membuat
anak cucu kita bangga jika mereka orang Indonesia. Disegani dan menjadi contoh
bagi Negara lain.
Hapus itu penguasa!
Dan bersama-sama
kita membangun untuk Indonesia yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar