Senin, 29 Juni 2015

Fanfiction: 17 February Part 2

*Maaf semaaf maafnya, covernya gatau disimpen dimana huhuuuu*


Masih di depan Hotel La Froz, Sasha mondar-mandir dengan mulutnya yang mengucapkan sumpah serapah. Sudah beberapa kali dia menelepon tetapi tidak di angkat oleh pemilik nomer tersebut. Dan untuk yang ke 6 kalinya, teleponnya di angkat.

“Apa ini dengan Marc Marquez Alenta?” tanya Sasha tanpap basa basi.

“Si, saya dengan Marc Marquez Alenta. Ini dengan siapa?” jawab lelaki di sebrang sana.

“Bisakah kita bertemu? Ada hal yang ingin saya bicarakan.”

“Maaf tapi Anda siapa?”

Sasha menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, dia sangat kesal sekali. “Saya Sasha, bisakah kita bertemu? Ini penting sekali."

“Sasha siapa?” tanya lelaki bernama Marc tersebut.

“Pleasee… gua---“

Klik. Telepon di matikan oleh Marc.

Sasha melongo. “Sial!” ucapnya.

                                                                                                *****
Marc sengaja memutuskan teleponnya karena dia tidak ingin membuang-buang waktunya berbicara dengan orang yang tidak jelas. Tapi selang beberapa detik saat dirinya memutuskan telepon, nomer yang tadi meneleponnya kini meneleponnya kembali.

“Bener-bener gigih banget. Yaa kita layani saja kegigihannya ini.”

“Ya halo?”

                                                                                                *****
“Pleasee… kita harus ketemu. Ada yang saya ingin bicarakan dengan Anda soal janji Anda di Hotel La Froz.”

Dan akhrinya lawan bicaranya kini menyutujui ajakannya tersebut.

“Yayaya terimakasih. Saya tunggu Anda di depan hotel La Froz.”

Sasha menghela napas lega. Akhirnya orang yang bernama Marc itu bisa menemuinya. Ya mungkin saja dia bisa mempengaruhi orang tersebut agar meng-cancel bookingannya.

                                                                                                *****
Marc penasara saja dengan orang yang bernama Sasha ini. Orang itu sangatlah gigih dan langsung ke pokok tujuan yang dia inginkan. Maka dari itu, dia menyalakan mesin mobilnya kembali dan pergi ke Hotel La Froz.

Jarak yang ia tempuh kira-kira 10 menit dan setelah ia sampai Hotel La Froz. Di depan hotel tersebut terlihat seorang gadis cantik yang sedang memainkan ponselnya. Gadis tersebut mendongak dan berjalan ke arah mobil Marc.

Marc keluar dari mobilnya dan bersender di pintu mobilnya. 

“Hay, aku yang meneleponmu tadi,” ucap Sasha sembari mengulurkan lengannya. “Sasha Pieterse, panggil saja aku Sasha.”

“Marc, Marc Marquez,” balas Marc.

Sepertinya, masing-masing dari mereka tidak tau mereka sedang berbicara dengan siapa.

“Well, aku ingin membicarakan janjimu di hotel ini.”

Marc menganggukan kepalanya.

“So, bisakah kita pergi ke tempat yang enak untuk kita mengobrol?”

“Ya, itu ide bagus. Karena tidak enak mengobrol sembari berdiri seperti ini,” ucap Marc.

Sasha tertawa kecil kemudian mengikuti langkah Marc yang membukakan pintu mobil untuk Sasha. “Terimakasih,” ucapnya. Sebenarnya dia takut pergi bersama orang asing di Negeri orang lain tetapi, dia memiliki perasaan bagus kepada lelaki ini, sepertinya dia orang baik.

Marc tidak keberatan mengajak gadis cantik ini untuk duduk di mobilnya. Lagian dia sudah biasa seperti ini. Mom nya yang selalu mengatur jadwal date dengan gadis yang tidak dikenalinya dan mengantar pulang gadis tersebut. Jadi, apa bedanya mengobrol bersama gadis yang tidak dikenalinya dan mengantarkannya pulang? Itu sama saja kan.

                                                                                                *****
Setelah memesan makanan di café yang tak jauh dari Hotel La Froz, Sasha membuka percakapan di antara mereka mengenai apa yang dia inginkan di Hotel La Froz. Marc mengangguk-ngangguk menanggapi apa yang dikatakan oleh orang di hadapannya ini.

“Jadi, dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Anda, bisakah Anda meng-cancel janji Anda di hotel tersebut? Tenang, apa pun yang Anda inginkan akan coba saya penuhi.”

Marc tersenyum dan mencondongkan tubuhnya. “Bagaimana kalau saya menginginkan Anda?”

Sasha mengangkan halisnya. “Maaf?”

Marc tertawa. “Tidak saya hanya bercanda. Tapi, maaf nona saya yang sudah booking duluan tempat itu dan saya berhak untuk mendapatkannya.”

“Tapi, saya akan menggantikan kerugian Anda,” ujar Sasha dengan nada tak sabaran.

“Siapa yang cepat dan dia yang dapat. That’s rules. Dan Anda terlambat nona.”

Sasha menghela napas dan mencondongkan tubuhnya. “Listen. Gua datang jauh-jauh ke sini cuman buat ngerayain ulang tahun gua di hotel tersebut. Hello, ini acara cuman satu tahun sekali. Lagian, lo kan orang Spanyol asli, lo taukan tempat yang bagus dimana.”

Marc menggelengkan kepalanya. Gadis manis yang ditemuinya tadi kini telah berubah menjadi gadis pemaksa ulung.

“Saya juga akan merayakan ulang tahun saya disana dan seperti yang Anda bilang kalau saya tau tempat-tempat bagus disini saya akan menyarankan tempat indah yang cocok untuk merayakan ulang tahun Anda.”

Sasha mengerjap-ngerjap. Lelaki itu berkata akan merayakan hari ulang tahunnya? Pada tanggal 17 Februari? 

“Ulang tahun lo 17 Februari?” tanya Sasha terkejud. Bagaimana tidak terkejud? Dia mendapati orang asing yang tanggal ulang tahunnya sama dengannya. Ini sangat lucu.

Marc mengangguk dan menyeruput juice yang ia pesan. 
 
“OMG!” pekik seseorang yang membuat Sasha dan Marc menoleh.

“Boleh kah aku meminta foto bareng? Oh Ya Tuhan ini seperti mimpi!” ujar seorang gadis berkuncir dua yang membawa camera pocketnya. 

“Boleh,” ucap Sasha dan Marc bersamaan. Keduanya saling tatap dan tak mengerti apa yang dikatakan oleh masing-masing dari mereka.

“Excuisme, yang dimaksud dia itu kepada gua,” ujar Sasha dengan manis.

Marc menggelengkan kepalanya. “No, maksudnya kepadaku.”

Sasha melongo. Lelaki didepannya ini sangtalah percaya diri sekali. “Seriously? Who do you think you are, huh?” tanya Sasha.

“Okey guys, aku ingin di foto bareng dengan kalian berdua! Oh Ya Tuhan kalian memang pasangan yang serasi, Sasha Pieterse dan Marc Marquez! Aku senang jika ke dua idola ku ini bersama.” Gadis itu pun memanggil pelayan café dan menyuruhnya untuk memotret mereka bertiga. Sementara Sasha dan Marc mereka saling pandang.

Setelah mereka berfoto dengan fans, mereka hanyut ke dalam pikirannya masing-masing sembari menikmati makanan yang mereka pesan. Marc diam-diam mengamati Sasha dari atas sampai bawah. Kaos, jaket dan skinny jeans. Percis apa yang dikatakan Titto kepadanya. Apa benar Sasha dihadapannya kini adalah Sasha Pieterse aktris yang dibicarakan oleh temannya tersebut?

Karena penasaran, Marc pun googling ke internet untuk mencari gambar Sasha Pieterse dan ternyata benar. Tangannya men-scroll down berita tentang Sasha dan mendapati biodata dirinya. Tanggal dan bulannya lahirnya percis seperti dia, hanya saja Marc lebih tua 3 tahun darinya.

“Sedang mencari diriku di google?” tanya Sasha mengagetkan.

Marc buru-buru menyimpan ponselnya kembali. “Tidak,” dustanya.

Sasha membulatkan mulutnya. “Jadi, bagaimana? Apakah lo bakal,---“

“Dengar ya Sasha,” ujar Marc memotong pembicaraan Sasha. “Mau lo ngebujuk gua sampe lo ngebudah gua tetep enggak mau acara gua di cancel di tempat lo. Seperti yang lo katakana, acara ini cuman berlangsung selama satu tahun sekali.”

Sasha mengkerutkan keningnya, tak menyangka jika lawan bicaranya ini akan berkata seperti itu.
“Gua udah lama pengen negerayain ulang tahun gua disitu. Walau pun gua orang Spanyol dan tau tempat-tempat asyik disini tapi, gua pengennya acara ulang tahun gua di adain di tempat itu. Udahlah lo bisa pulang ke Negara lo dan ngadain ulang tahun disana atau kalau lo bersikeras pengen ngadain acara ulang tahunnya disitu lo bisa kan ngerayain enggak tanggal 17 nya,” cerocos Marc panjang lebar.

“Seharusnya lo juga bisakan enggak ngerayain enggak tanggal 17 nya. Please… lo ngalah ke gua. Apa ini yang dilakuin sama cowok Spanyol kalau lagi berhadapan sama cewek. Enggak pernah ngalah? Egois?”

Marc menggaruk-garuk kepalanya. Dia kesal. “Lo enggak ngerti gua.”

Sasha tertawa sumbang. “Yaa jelas lah gua enggak ngerti lo, emangnya lo siapanya gua?”

Marc benar-benar sudah prustasi dengan gadis di hadapannya ini. “Denger ya, gua enggak ingin acara ulang tahun gua in di atur oleh Mom gua lagi. Gua enggak mau acara ulang tahunnya berubah jadi acara perjodohan. Please, kalau lo aktris baik hati lo ngertilah keinginan gua,” curhat Marc.

Sasha melongo. Perjodohan? Rasanya dia ingin sekali tertawa.

bersambung....

3 komentar:

  1. Haloooo, Kak! Mau ikut jelajah Kalimantan GRATIS & dapetin MacBook Pro? Ikuti lomba blog "Terios 7 Wonders, Borneo Wild Adventure" di http://bit.ly/terios7wonders2015

    Jangan sampain ketinggalan, ya!

    BalasHapus
  2. kak..dilanjutin y kak..pleeeease

    BalasHapus
    Balasan
    1. tengkyu udah baca :) ditunggu aja ya nanti aku lanjut :)

      Hapus