Senin, 15 Desember 2014

Cerpen: Bidadari dari Neraka karya Sindi Primi Pujiyanti

Hallo guys gimana kabarnya? hehee lama ya saya tidak memposting apapun di blog ini. Daripada sepi tak berpenghuni gitu di blog ini jadi, saya memposting cerpen buatan saya. Okey deh selamat membaca :* semoga kalian senang {} hihiii...

Bidadari dari Neraka

Lisa menggigit bibir bawahnya. Tenggorokannya tercekat, matanya panas dan hatinya nyeri. Tuhan, apakah salah dia bekerja sebagai wanita pemuas nafsu birahi? Dan juga, apakah salah wanita seperti dia mencintai seseorang?
                                                                        *****
Wanita itu menghitung rupiah yang terdapat di amplop coklat. Setelah melakukan pekerjannya di atas kasur dan memakai kembali pakaiannya, wanita itu langsung menghitung rupiah yang terdapat di dalam amplop cokelat tersebut.

“Akhirnya aku bisa membeli lingerie Victoria’s Secret,” ujar wanita tersebut memeluk uangnya.

“Kamu ingin itu?”

Wanita itupun menoleh dan tersenyum.

“kenapa tidak bilang kepadaku? Aku bisa membelinya untukmu.”

“Benarkah?”

Pria itupun bangkit dan duduk sila menghadap wanita berambut ikal tersebut.

“Ya benar Lisa. Apa sih yang tidak buat kamu cantik..”

Wanita itupun terkekeh.

“Cintamu pada ku Roy.”

“Tenang aku akan menceraikan istriku nanti.”

Lisa –nama wanita itu- menggeleng. Dia beranjak dari kasur dan menatap Roy dengan tatapan sedih.
“Aku hanya bercanda kok Roy. Lagian aku kan hanya wanita jalang.” Ada nada ketidaksukaan saat Lisa mengatakan Wanita Jalang. Tapi kenapa harus tidak suka? Toh itukan profesinya.

                                                                        *****
Malam hari ini sangat dingin, tapi tak mengurungkan niat Andre untuk keluar dari rumah tunangannya yang sudah tidak hangat lagi. Setelah dia melihat tunangannya itu berciuman dengan seorang lelaki lain, hatinya sesak, kurang apa dia sampai-sampai tunangannya melakukan itu?

“Sialan!” ujarnya sebari menambah kecepatan mobilnya. Untungnya jalan sudah agak sepi, maklum lah ini sudah hampir tengah malam.

Jari-jari kekar miliknya meraba-raba radio, dia butuh pelampiasan. Mungkin dengan mendengarkan lagu-lagu yang diputar di radio bisa saja sakitnya terobati, walaupun sedikit. Tapi sakitnya itu malih makin dalam. Walaupun dia seorang lelaki yang gagah, tapi saat-saat seperti ini air matanya bisa meluluh lantahkan ke gagahannya. Ya, Andre menangis.

“Sialan!!!!” ujarnya kembali. Kali ini sambil mematikan radio dan memukul-mukul stir kemudi. Lagunya terlalu mellow. Rupanya Andre tidak sedang ingin mendengarkan lagu mellow. Dia butuh sesuatu yang membuat dirinya senang dan bahagia.

Dan ketika dia menghapus air matanya, mata bulatnya menangkap tempat yang telah lama ia tidak kunjungi. Café malam. Sudah berapa lama Andre tidak kesitu? Mungkin telah 2 tahun lelaki itu tidak pergi ke tempat tersebut. terakhir kali ia ke situ saat pacarnya memutuskannya dan lebih memilih temannya ketibang dirinya. lagi-lagi dia bertanya, kurang apa dirinya sehingga sudah 2 kali seorang wanita menyakitinya. Andre adalah seorang pimpinan perusahaan –walaupun perusahaan warisan-, dia orang berpengaruh dikotanya, tampan dan memiliki pendidikan yang luas. Apakah itu kurang?
Lelaki itupun memutuskan tekadnya untuk memutar stir dan masuk ke Café malam.

                                                                        *****
Wanita bertubuh semampai itu tampak kacau. Beberapa kali dia berjalan mondar-mandir di ruang tamunya. Belum lagi bibirnya yang kumat-kamit memancarkan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, tangannya pun tak ketinggalan, jari-jari lentiknya dengan cekatan memijit tombol panggil kepada nomer tunangannya, Andre.

“Sudahlah jangan khawatir, dia pasti pulang ke rumahnya.”

Wanita itu berhenti dan melotot pada pria yang duduk di sofanya.

“Kau bilang apa? Jangan khawatir? Ya Tuhan.. dia itu tunanganku! Aku takut dia kenapa-kenapa, teleponnya tidak di angkat dan ini sudah malam.”

Pria itu berdecak.

“Telepon saja orangtuanya.”

“Bicaramu sangat enteng sekali. Jika aku menelepon orangtuanya dan mereka bertanya balik kepadaku seperti ada-apa-dengan-kalian, aku harus jawab apa?”

Wanita itu menggigit bibir bawahnya dan melihat kilauan berlian yang dipasang di jari manisnya. Dia sangat senang saat Andre memberikan cincin berlian 4 karat ini. Dia juga sangat bahagia sebentar lagi ia bisa menjadi salah satu bagian dari keluarga Handoko yang super duper kaya itu dan maka dari itu dengan kejadian ini dia sangat khawatir jika Andre meninggalkannya.

“Ayolah Sarah lying saja.” Pria botak itu pun merentangkan tangannya dan memeberikan isyarat pada Sarah untuk masuk ke dalam pelukannya.

Sarah tak memperdulikan rentangan pria tersebut. dia menghela napas. Andai saja Doni tidak mengunjunginya, andai saja Doni tidak menciumnya, ah andai andai dan andai…

“Sebaiknya kau pergi saja Doni.”

Doni beranjak. “Kenapa?”

“Aku mau tidur.” Jawab Sarah lelah.

Doni tertawa. “Kenapa kita tidak tidur bersama saja?”

Pleasee Don aku itu tunangannya Andre dan kita sudah tidak memiliki hubungan apa-apa!”

                                                                        *****  
Pagi hari itu Lisa bangun pagi-pagi. Teman-teman satu profesinya masih tertidur pulas. Lisa wanita 25 tahun yang memiliki paras seperti bidadari itu mengambil ponsel. Ia pun mulai membeli lingerie dari brand ternama lewat internet.

Setelah selesai melakukan pembelian, wanita itu keluar dari kamarnya dan menuju dapur. Dia mengambil air putih dan mulai melakukan peregangan.

Rencana hari ini kemana ya? 

“Shoping lagi? Ah bosen.” Gumamnya. 

Dan keputusanpun telah di ambil. Dia akan jalan-jalan sekitar rumah bordil.

                                                                        *****
Andre tertidur di meja Café malam yang telah dikunjunginya. Para bantender sudah membujuk Andre untuk pulang, tapi dia memaksa untuk bermalam di situ. Dia juga memberikan tip agar para bantender itu tidak berbicara kembali.

Sudah berapa banyak Andre meminum alcohol tadi malam? Entahlah dia tidak mengingatnya, yang penting Andre bisa melupakan kejadian malam tadi dan bersenang-senang.

“Siapa dia?” tunjuk seorang wanita kepada salah satu bantender.

“Oh dia pengunjung yang memaksa untuk bermalam disini.”

Wanita itu mengangguk dan menghampiri Andre yang tertidur pulas di sofa.

Dia tampan. Begitulah kesan pertama saat wanita tersebut melihat Andre. Wanita itu menepuk-nepuk pipi Andre dan dengan perlahan Andre terbangun.

Andre mengerjap-ngerjap, ia belum bisa focus pada pandangannya. Dia beberapa kali mengucek-ngucek matanya, bukan karena penglihatannya belum bisa focus, setelah penglihatannya focus pun dia masih mengucek-ngucek.

Aku ada dimana? Apakah aku ada di Surga? Apakah wanita didepanku ini adalah bidadari?

Wanita itu mengisyaratkan salah satu bantender untuk membawakan teh hangat untuk Andre.

“Kenapa kau bermalam disini?” tanya wanita tersebut duduk di sebelah Andre.

Andre mengangkat wajahnya dan menyeringai saat melihat wajah wanita yang seperti bidadari itu.
Wanita itu mengkerutkan keningnya. “Kenapa?”

“Apakah kau bidadari yang turun dari Surga? Parasmu sangat cantik.” Andre pun mengangkat lengan wanita itu dan menciumnya.

Wanita itu tersenyum. “Aku hanya seorang manusia.”

Andre terkekeh. “Tapi kau sangat cantik. Siapa namau?”

Wanita itu tersenyum kembali dan menyodorkan teh hangat yang telah di bawakan salah satu bantender.

“Lisa. Kau?”

“Andre.”

                                                                        *****
Suatu pertemuan memang selalu ada tujuannya. Tapi kadang kita tidak tau apa tujuan dibalik sebuah pertemuan ataupun alasan dibalik semua itu. Walaupun kita tau jawabannya, mungkin itu tidak sepenuhnya benar.

Semenjak pertemuannya di Café. Lisa dan Andre menjadi akrab. Mereka sering jalan bersama dan tak jarang menghabiskan malam di apartemen mewah milik Andre. Sepertinya mereka saling tergila-gila satu sama lain.

Andre tidak peduli lagi dengan tunangannya. Walaupun Sarah sering datang ke kantornya untuk meminta maaf tetap saja Andre mengacuhkannya, pintu maafnya sudah tertutup untuk wanita yang telah menyakitinya. Tetapi bukan berarti Andre memutuskan tunangannya itu, dia tidak ingin mengecewakan orangtuanya. Ya, Sarah adalah wanita pilihan orangtuanya. 

“Malam ini kita mau kemana? Atau malam ini kau sibuk?” tanya Lisa membuyarkan lamunan Andre.
Rupanya dia telah mengacuhkan wanita cantik disebelahnya. Andre menatap Lisa dan tersenyum.

“Kita ke tempat mu saja ya?”

Lisa mengkerutkan keningnya.

“Kenapa Lisa sayang?”

“Aku takut teman-temanku menyukaimu.”

Andre tertawa dan mengelus-ngelus rambut Lisa. “Mana mungkin aku bisa berpaling darimu Lisa sayang. Paras mu itu bagaikan bidadari dan karena itu aku tergila-gila padamu.”

Lisa tersenyum malu.

“Apakah kau selalu berkata seperti itu kepada wanita yang berparas cantik? Memanggilnya bidadari?”

Andre menggelengkan kepalanya cepat. “Tidak. Kau yang pertama dipanggil seperti itu.”

Lisa tertawa. Dia sangat bahagia dan dia jatuh cinta kepada orang dihadapannya. Walaupun dia sudah beberapa kali bertemu dengan pria tampan dan kaya, tapi baru kali ini dia menjatuhkan hatinya kepada pria seperti itu. 

Ya, Andre berbeda. Dia sangat menghormati Lisa. Walaupun Andre mengetahui profesi Lisa tapi dia tidak pernah meminta “itu” kepada Lisa.

“Okey. Datang saja ketempat ku.” Ujar Lisa.

Andrepun tersenyum dan mulai menjalankan mobilnya.

                                                                        *****
Jika kau mempunyai penglihatan super mungkin kau bisa melihat api yang berkobar di sekeliling Sarah. Wanita itu sangat marah. Dia melihat tunangannya berjalan-jalan di mall dengan seorang wanita, karena penasaran dengan siapa Andre pergi diapun mengikuti mereka. Dan sampailah mereka di rumah bordil. 

Sialan! 

Ternyata Andre bermain api di belakangnya. Tapi, bagaimana dengan dirinya? bukannya dia yang memulai perang kecemburuan ini? tidak, dia hanya tak sengaja mencium Doni, lagian dia mencium pria baik-baik sedangkan Andre? Dia pergi bersama seorang wanita jalang! 

Setelah melihat mobil Andre menghilang dari rumah bordil itu, Sarah keluar dari mobilnya dan bergegas masuk ke rumah bordil. Dia ingin memberi pelajaran kepada wanita jalang itu.

“Hey kau!” teriak Sarah. orang-orang yang ada disekitarnyapun menglihat Sarah dengan tatapan bingung. 

“Hey kau yang memakai kemeja putih!” sekali lagi Sarah teriak dan kali ini Lisa berhenti dan memutar tubuhnya.

Lisa mengangkat halisnya. “Siapa ya?”

Sarah berjalan dengan langkah besar dan melayangkan tamparan di wajah cantik Lisa. Semua orang yang ada disitu terkejut, sontak saja Lisa membalas tamparan Sarah dengan tamparan yang sama kerasnya.

“Awww,” ringis Sarah.

“Dasar wanita aneh!” ujar Lisa. Dia tidak takut kepada wanita ini. sebenarnya dia tidak pernah takut kepada siapa-siapa, dia mengharuskan dirinya untuk tidak takut. Menurutnya ketakutan hanya membuat dirinya tak berdaya.

Lisa menggemgam lengan Sarah sekuat tenaga dan menarik Sarah agar keluar dari rumah bordil tersebut. 

Setelah mereka keluar Lisa melepaskan Sarah dan memperingatkannya untuk tidak membuat keributan di tempatnya.

“Dasar wanita jalang!” teriak Sarah.

Lisa hanya tertawa sumbang mendengarnya. Iya memang dia wanita jalang, memangnya kenapa?
Sarah menunjuk-nunjuk Lisa dengan amarah bergejolak. “Dengar ya wanita jalang, jangan sekali-kali kau menggoda tunanganku!”

Lisa mengkerutkan keningnya. Maksudnya apa?
 
“Maksudmu?”

Dan kali ini Sarah lah yang tertawa. “Dasar jalang! Pria yang barusan mengantarkan pulangmu adalah tunanganku! Andre!”

Lisa kaget. Andre telah bertunangan? Kenapa pria itu tidak memberitaunya. 

Sarah tertawa kembali. “Jadi siapa yang sekarang tertawa, huh?”

Lisa menggelengkan kepalanya. Dia tidak percaya bahwa orang yang dicintainya telah dimiliki oleh oranglain.

Seolah menjawab ketidak tahuan Lisa, Sarah mengangkat jari yang dihiasi cincin berlian 4 karatnya. “Ini buktinya jika kau menginginkan bukti. Atau jika kau masih tak percaya kau bisa menanyakan itu kepada Andre!”

Lisa terdiam, dia tidak bisa berkata apa-apa. Sungguh, sekarang adalah kali pertama Lisa diperlakukan hina oleh pasangan dari kliennya, tunggu dulu.. Andre bukan kliennya. Pria itu adalah orang yang dicintai Lisa yang telah dimiliki oleh oranglain.

“Ingat ya wanita jalang!” tuntut Sarah kepada Lisa. “Jangan kau goda lagi Andre. Dia tunanganku dan kami akan menikah serta hidup bahagia! Dan jika kau butuh uang untuk menggantikannya,” Sarah mengambil dompetnya dan melempar rupiah sebanyak-banyak tepat di wajah cantik Lisa.

“Ini pungut saja! wanita seperti mu itu hanya pantas mendapatkan itu!” 

Lisa menggigit bibir bawahnya. Tenggorokannya tercekat, matanya panas dan hatinya nyeri. Tuhan, apakah salah dia bekerja sebagai wanita pemuas nafsu birahi? Dan juga, apakah salah wanita seperti dia mencintai seseorang?

Sementara disisi lain, Sarah tertawa puas melihat wanita dihadapannya. Ya dia berhasil memberikan pelajaran kepada wanita itu.

                                                                        *****
Jam telah menunjukan pukul 8 malam dan Andre sudah mengenakan setelan jas dengan rapih. Dia akan bertemu dengan pujaan hatinya, Lisa. Dia pun tak henti-hentinya bernyanyi dan tertawa sendiri tapi, semuanya berubah saat Andre membuka pintu apartemen dan mendapati seseorang berdiri di depan pintunya.

“Sarah,” ujar Andre kaget.

“Mau apa kau ke sini?”

Sarah tak mengacuhkannya, dia menyerobot masuk dan duduk di sofa. Tangannya di silangkan dan menatap Andre dengan tatapan marah.

“Well, aku akan pergi mungkin aku pulang besok. Jika kau tak keberatan lebih baik kau pulang saja daripada sendirian disini.”

Sarah berdecak. “Kau jahat! Aku benci kepadamu!” dan bulir-bulir air matapun berjatuhan di pipi Sarah.

Andre menghela napas. Kenapa dengan tunangannya ini? 

“Kau kenapa?” tanya Andre menghampiri Sarah.

Sarah mendongakan kepalanya dan menggemgam lengan Andre. “Kau…mencintaiku kan?”

Andre mengangkat halisnya. 

“Jawab Andre!”

“Iya,” ada keraguan dari kalimat yang dikeluarkan Ander. Dia memang mencintai Sarah, tapi dia juga menyukai Lisa. Tidak mungkin kan seseorang menyukai dua orang sekaligus.

“Kalau begitu, berjanjilah kepadaku kalau kau akan menikahiku.”

“Kau ini kenapa Sarah?”

“Berjanjilah!” tuntut Sarah.

Andre mengangguk ragu.

“Ya aku berjanji.”

Sarah tersenyum dan menghapus air matanya.

“Pernikahan kita akan berlangsung tiga hari lagi Andre. Aku sudah berbicara kepadamu mamah mu dan beliau menyutujuinya.”

Andre membelalakan matanya. “Apa katamu? Bukannya bulan depan kita akan menikah?”

“Kau bilang kau mencintaiku?”

“Tapi bukan berarti pernikahan kita dipajukan Sarah. Apa kau sudah gila? Tiga hari lagi? Yang benar saja!”

Andre pun bangkit dan memutar kenop pintu.

“Kau kan sudah berjanji Andre!”

Andre membalikan badannya dan menatap tunangannya yang cantik itu. Ya Sarah memang tidak kalah cantik dengan Lisa, tapi ini bukan soal kecantikan, ini soal hati yang memilih. Ah mengapa dirinya harus menikah dengan wanita itu.

“Aku pergi dulu.” Ujar Andre meninggalkan Sarah.

                                                                        *****
Setelah tunangan Andre menemuinya, Lisa tampak sering melamun. Dia juga tidak keluar kamar, dia berdiam diri dan juga menyalahkan hatinya karena hatinya itu telah menyukai Andre. 

“Lisa ada seseorang ingin menemuimu.”

“Sudah kubilang malam ini aku off,” jawabnya. Dia hanya ingin sendiri dan menenangkan pikiran.

“Lisa ini aku.” ucap suara yang membuat Lisa beranjak dari kasurnya. Dia terduduk di kasur dan menatap pintu yang tertutup.

“Buka pintunya sayang, biarkan aku masuk.” 

Sayang? Apakah pria itu tidak menyadari posisinya sekarang? dia telah bertunangan! Dan tunangannya telah memperingatkan Lisa untuk tidak mendekatinya. Ya ampun ternyata semua pria itu sama saja.

“Pergilah,” ujar Lisa dengan suara serak.

“Kenapa?”

Lisa terdiam. Dia bangkit dari kasurnya dan membuka pintu untuk Andre. Setelah Andre masuk dia menatap Lisa dengan tatapan khawatir.

“Kamu kenapa?”

Lisa menggeleng.

“Kamu kenapa?!” kali ini dengan suara ditinggikan.
 
Lisa terduduk dan menatap bayangannya di cermin riasnya.

“Kau.. apakah kau sudah bertunangan?”

Andre mengkerutkan keningnya. 

“Memangnya kenapa?”

“Jawab saja Andre.”
“Iya aku memang sudah bertunangan.”

Lisa tertawa sumbang dan memutar tubuhnya untuk menatap Andre. “Sudah kuduga.”

“Tapi kita bisa kawin lari Lisa.”

“Apa? Kau gila ya? Apa kata keluargamu jika kau menikah dengan wanita jalang seperti ku.”

“Memangnya kenapa? jika kita saling mencintai menurutku itu sah-sah saja.”

Lisa berdecak. Andre terlalu menganggap enteng situasi ini.

“Sebaiknya kita tidak pernah bertemu lagi. Lagi pula kau akan menikahkan?”

“Kenapa kau berbicara seperti itu? apakah Sarah tadi kesini?”

“Iya tadi tunanganmu kesini dan menyadarkanku bahwa aku telah salah jatuh kepada seseorang yang salah!.”

Andre menggelengkan kepalanya. Dan kali ini dia sangat sangat marah kepada Sarah.

“Pergilah. Berbahagialah dengan wanita yang bernama Sarah itu.”

Dan saat bersamaan seorang bodyguard muncul untuk mengusir Andre keluar.

“Sebentar,” ujarnya melepaskan lengan-lengan bodyguard. 

“Asal kau tau saja, aku sangat mencintaimu Lisa!”

Lisa mengalihkan pandangannya, dia tidak berani menatap mata Andre lagi, karena kenapa? dia juga mencintai pria itu.
                                                                        *****
Seminggu berlalu. Andre dan Sarah telah bertunangan. Pernikahan mereka sangat mewah, mereka juga terlihat bahagia. Mungkin jika kau orang awam kau pasti akan berkata seperti itu, tapi nyatanya Andre tidak bahagia. Walaupun tubuhnya disini tapi hatinya melalang buana mencari hati yang dimiliki oleh seorang wanita yang bernama Lisa. 

Sementara Lisa. Dia tertawa-tawa dengan para kliennya, walaupun dalam hati dia menangis. Dia juga sering melamun. Dan memori nya sering memutar masa-masa saat dirinya bersama Andre. Ah Andre, Lisa merindukanmu tapi sayangnya kau telah menjadi milik oranglain.


Subang, 30 Mei 2014
 dipagi hari yang cerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar